Kamis, 10 Juni 2021

AKSI NYATA – PROGRAM SEKOLAH BERDAMPAK PADA SISWA (YARIMSU BERBAGI)

 

AKSI NYATA – PROGRAM SEKOLAH BERDAMPAK PADA SISWA

Modul 3.3 PGP Angkatan I

Nama Program :

--- YARIMSU BERBAGI ---

NAMA                        : IMAM SATRIA (CGP-DELI SERDANG)

UNIT KERJA             : SMP KARYA BUNDA

PENDAMPING         : IBU KAMILA HARAHAP

FASILITATOR          : IBU YETTI FATRI DEWI

 

LATAR BELAKANG

Pendidikan memiliki kedudukan yang penting dan strategis dalam pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan generasi dalam bangsa dipersiapkan. Menyadari pentingnya proses peningkatan mutu pembelajaran dan kualitas para peserta didik berdampak pada murid dan merdeka belajar bisdirasakan langsung oleh murid, maka sekolah harus dibangun dengan melihat pada kekuatan, potensi, dan tantangan, kita harus bisa fokus pada pembangunan sumber daya yang tersedia, kapasitas yang kita miliki, serta kekuatan dan aspirasi yang sudah ada. Kekuatan sekolah berbanding lurus dengan tingkat keberagaman keinginan unsur sekolah yang ada, dan pada tingkat kemampuan mereka untuk menyumbangkan kemampuan yang ada pada mereka dan aset yang ada untuk sekolah yang lebih baik. 

Proses pembelajaran anak tidak tergantung pada aspek inteligensi atau kemampuan kognitif saja, tetapi juga dipengaruhi oleh aspek lain seperti aspek perkembangan emosi dan sosial. Aspek emosi dan sosial ini sangat berpengaruh terhadap prilaku anak kepada dirinya, orang lain dan lingkungannya. Pada anak usia dini aspek sosial emosi ini dapat dikembangkan melalui pembelajaran sosial emosional. Dimana pembelajaran sosial emosional adalah proses mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk memperoleh kompetensi sosial dan emosional sebagai modal anak dalam berinteraksi dengan dirinya, orang lain dan lingkungan sekitar. Pembelajaran  sosial emosional ini dapat dijadikan sebagai awal dan dasar penanaman pendidikan karakter kepada anak usia dini.

Dalam proses pembelajaran di sekolah, seorang guru harus dapat menciptakan ide dan Motivasi para siswanya sehingga pendidik bisa membangkitkan  minat dan semangat belajar siswa , disini guru harus menjadi penggali minat dan pemompa semangat belajar anak, terjadi proses imitasi atau proses peniruan dari contoh atau teladan, sehingga ketika pembelajaran berlangsung seorang pendidik harus menstrasfer pengetahuan tentang sesuatu yang dipelajari siswa dengan benar dan tepat. Selain itu siswa tidak hanya mempelajari mengenai pengetahuan saja melainkan belajar dengan lingkungannya seperti belajar mengenai pribadi,budi pekerti dan karakter pendidiknya. Oleh karena itu pendidik selain menguasai pengetahuan dia juga harus mempunyai pribadi yang dapat dicontoh dan memberi dorongan kepada siswanya untuk selalu belajar dengan tuntas dan maju berkelanjutan.

Sebagai CGP yang mempelopori program dan kegiatan yang berdampak pada siswa contohnya saja program sekolah yang CGP miliki yang memberi dampak langsung bagi siswa salah satunya adalah Kegiatan YARIMSU BERBAGI yang dimulai diawal CGP memulai untuk menerapkan Budaya Positif di sekolah. Siswa mampu Menumbuhkan rasa Empati dan Peduli kepada sesama Manusia sedini mungkin dan konsisten untuk dijadikan kebiasaan positif yang rutin. Yang telah dilakukan sekolah selama ini sudah cukup baik dengan banyaknya tantangan Pandemi dll, namun masih tetap menghidupkan kegiatan tersebut dan  menebarkan manfaat ke masyarakat luas. Dan target kedepannya adalah semakin Banyak menghimpun Sumbangan dari Internal dan Eksternal dan Memperluas Sasaran Target sasaran untuk program berbagi tersebut.


PERSIAPAN PELAKSANAAN AKSI NYATA

Sebelum melaksanakan aksi nyata, Pertama yang saya lakukan adalah  berkoordinasi dengan pimpinan dan menjalin komunikasi yang baik sebelum melaksaksanakan kegiatan ini, sehingga menghasilkan support dan integrasi antar setiap elemen di sekolah termasuk dari Kepala Sekolah dan Rekan Guru lain maupun unsur lingkungan sosial sekolah. Kepala sekolah dan Guru termasuk Saya sebagai CGP Melakukan Agenda Yarimsu Berbagi dengan Menghimpun Sumbangan Semaksimal mungkin dan berkelanjutan Guru selalu memotivasi Siswa setiap pembelajaran dengan penumbuhan rasa empati dan peduli kepada sesama, lalu Target yang di tuju yang sudah dipetakan sebagai penerima bantuan sudah disurvey secara real Dan Pembagian tugas siswa OSIS didampingi guru untuk melakukan kegiatan ini, Aktor utama adalah siswa dan Guru hanya mendampingi 

 

DESKRIPSI DAN REALISAI AKSI NYATA YANG SAYA LAKUKAN

Pertama saya melakukan koordinasi dengan pimpinan dan menjalin komunikasi yang baik,dan bisa menghasilkan support dan integrasi antar setiap elemen di sekolah termasuk dari Kepala Sekolah dan Rekan Guru lain maupununsur lingkungan sosial sekolah. Adapun realisasinya yaitu Langkah pertama yang  saya jalankan yaitu : yang pertama menjalin Komunikasi dan Sosialisai (Pimpinan, Rekan guru, Wali siwa, dan Siswa). Selanjutnya saya Berkolaborasi dengan Pihak Luar Sekolah (Misalkan Donatur Swasta).  Kemudian Mengidentifikasi hasil  pemetakan Target Capaian dan Target Tujuan. Setelah semuanya tersusun  sesuai dengan hasil mufakat bersama dan dengan persetujuan seluruh kolaborator yang ada maka waktu periode telah disepakati yaitu ( 2 minggu 1 x). Lalun Melakukan Agenda Yarimsu Berbagi dengan Menghimpun Sumbangan Semaksimal mungkin dan berkelanjutan , Setelah itu memastikan Target yang di tuju yang sudah dipetakan sebagai penerima bantuan sudah disurvey secara real  Dan Pembagian tugas siswa OSIS didampingi guru untuk melakukan kegiatan ini, untuk lebih ditekankan lagi bahwa Aktor utama dalam program ini adalah siswa dan Guru hanya mendampingi sampai kegiatan selseai Terakhir yaitu memperluas jangkauan target tujuan dan Melakukan kegiatan tersebut diatas secara berkelanjutan.


HASIL DARI AKSI NYATA YANG DILAKUKAN

Kegiatan Yayasan Rumah Indonesia Mandiri Sumut “YARIMSU BERBAGI “ adalah kegiatan berbagi dari Seluruh warga sekolah untuk Masyarakat yang Membutuhkan/terkena Bencana Alam. Setelah Program ini dilaksanakan Yang Paling Kami Banggakan dari Murid-Murid di sekolah kami ialah seluruh Siswa hidup rukun berdampingan bekerjasama dalam kehidupan sosial sekolah bahkan dalam Hal BERBAGI tidak pernah memandang Agama atau budaya seseorang sehingga mampu menjadi pendorong Siswa untuk terus menjadi Insan PANCASILA yang maju dengan  berbagai Prestasi yang telah mampu diraih dan yang kedepan ingin dijadikan Target Capaian. Hal ini membuat kami sebagai Guru sangat Merasakan dampak langsung bagi masyarakat sosial sekitar yang dihasilkan oleh siswa siswi kami melalui Program ini ,dengan Kegiatan YARIMSU BERBAGI yang dimulai oleh CGP ini yang awalnya ditargetkan hanya untuk menerapkan Budaya Positif di sekolah ternyata memberi dampak yang lebih dirasa sangat berharga dan melebihi ekspektasi awal.  Siswa Mampu Menumbuhkan Rasa Empati dan Peduli sejak dini dalam diri siswa dan Siswa juga Mampu Membiasakan diri untuk tanggap  aktif melahirkan nilai positif terutama kepada sesama.

  

PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT DARI PELAKSANAAN

- Program Yarimsu Berbagi Menghasilkan Kesadaran siswa dalam Menumbuhkan Rasa Empati dan Peduli sejak dini dalam diri siswa

- Program Yarimsu Berbagi Meningkatkan Kemampuan Siswa untuk Membiasakan diri dalam Kesigapan dan ketanggapan dan secara proaktif  aktif melahirkan nilai positif terutama kepada sesame.

 -Siswa Berkembang Menjadi Insan Pancasila dan Lebih menonjolkan Toleransi atas berbagai perbedaan dan mengedepankan Prinsip Kemanusiaan.

 

RENCANA PERBAIKAN UNTUK PELAKSANAAN DI MASA MENDATANG

Rencana perbaikan akan dilaksanakan kedepannya adalah  sebagai berikut:

Target kedepannya adalah semakin Banyak Melibatkan berbagai pihak dalam Program sekolah yang berdampak pada siswa ini baik dari Internal dan Eksternal dan Memperluas Target sasaran untuk program Yarimsu Berbagi ini.

Meningkatkan Motivasi dan Konsistensi pada Pelaksanaan Program ini.

Sekolah mampu tetap menjadikan “Yarimsu Berbagi” sebagai rutinitas dan kebiasaan dalam membangun budaya positif disekolah. Tantangan Pasti akan terus muncul dimasa mendatang namun haruslah di hadapi dan dipecahkan bersama-sama bukan berarti harus merasa gagal atau mundur karena berbagai tantangan tersebut namun haruslah menjadi pembelajran dan motivasi semakin baik kedepan.


Lampiran/Dokumentasi :


 












Selasa, 13 April 2021

KETERKAITAN ANTARA COACHING DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

 

KETERKAITAN ANTARA COACHING

DAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

 

Oleh : Imam Satria

 

Setelah memahami inti dan manfaat dari pembelajaran dalam modul 3.1 Pada Program Pendidikan Guru Penggerak ini saya menjadi lebih bisa menempatkan metode mengajar saya sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang diharapkan, sehingga tidak membuat siswa yang memang sudah memiliki bakat kemampuan di atas rata2 menjadi bosan dengan materi yang bisa dengan cepat mereka kuasai.

Description: C:\Users\HP\Downloads\954973_720.jpg

 

Dalam Hal Coaching jika dikaitkan dalam proses Pengambilan Kepututusan Sebagai Seorang guru (Pemimpin Pembelajaran) adalah suatu kaharusan untuk mengidentifikasi kemampuan yang selama ini dimiliki siswa sebagai bahan pemetaan yang akan sangat berguna dalam proses pembelajaran maupun Coaching, Guru dituntut juga untuk mampu terus berkolaborasi dengan siswa demi mengembangkan potensinya dalam setiap kali dihadapkan dengan berbagai permasalahan lalu mendorongnya untuk yakin dan percaya pada kemampuannya untuk melewati itu dan tak lupa selalu memberi stimulus positif di setiap kegagalan yang siswa alami untuk memupuk sikap Pantang menyera, mengingatkan hal hal positif yang selama ini siswa pernah lakukan untuk menjadi cerminan bahwa siswa mampu melalui permasalahan ini seperti dulu ia pernah melewati permasalahan lainnya, tidak menghakimi dan memberi respon yang menggugah siswa untuk mau menceritakan secara terbuka apa saja hal yang ia alami dan rasakan.

Description: C:\Users\HP\Downloads\GROW-coaching-model.jpg

Coaching Model Tirta sangat Bisa Di implementasikan. Namun yang menjadi tantangan adalah kembali kepada diri Guru itu sendiri apakah mampu untuk tetap konsisten dengan berbagai tugas tambahan dan rangkap kegiatan bahkan jabatan yang di emban oleh Guru tersebut sehingga bisa membuat Proses Coaching akan menjadi angin-anginan dan tidak konsisten dan kemungkinan mandek di tengah jalan dengan berbagai pertimbangan. Maka dibutuhkan kolaborasi setiap elemen dilingkungan sekolah baik itu Pimpinan, Rekan Guru, Wali siswa, dan tentunya Siswa itu sendiri. Kegiatan ini harus dilandasi dengan kolaborasi semua elemen yang ada agar tujuan yang di targetkan bisa tercapai.

Description: C:\Users\HP\Downloads\pengambilan keputusan.jpg

Dalam Kaitannya dengan proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab Teknik coaching dalam pengambilan keputusan sangat efektif dilakukan. Dengan menerapkan model TIRTA dalam coaching, guru sebagai coach dapat membimbing murid dalam menentukan keputusan yang tepat terhadap kasus/problem yang dialami dengan komunikasi yang memberdayakan. Memberikan pertanyaan-pertanyaan yang efektif untuk menggali potensi murid sehingga memampukannya mengambil keputusan yang dapat dipertanggungjawabkannya. Keterampilan Coaching membekali seorang guru menjadi pembelajar dan menjadi Coach bagi dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi untuk solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik.

 

 Dalam kenyataannya seorang guru sering menghadapi situasi pengambilan keputusan yang banyak mengandung dilema etika dan berkonflik antara nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar. Kesulitan yang sering terjadi dalam pengambilan keputusan yaitu terkadang keputusan-keputusan yang diambil di sekolah akan merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah. Sehingga membatasi pendidik untuk menerapkan keputusan yang sudah diambilnya tersebut.

Description: C:\Users\HP\Downloads\keputusan manajemen.png

Proses pengambilan keputusan membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang bisa sepenuhnya mengakomodir seluruh kepentingan pemangku kepentingan.

 

Untuk membuat keputusan berbasis etika, diperlukan kesamaan visi, budaya, dan nilai-nilai yang dianggap penting dalam sebuah institusi, sehingga prinsip-prinsip dasar yang menjadi acuan akan lebih jelas.

 

Dalam mengambil keputusan atas studi kasus yang terjadi di kelas/sekolah, guru sebagai pemimpin pembelajaran harus menerapkan Framework Pengambilan Keputusan yaitu :

 

 

4 Paradigma Dilema Etika, 3 Prinsip, 9 Langkah

4 Paradigma Dilema Etika :

Ø  Individu lawan masyarakat

Ø  Kebenaran lawan kesetiaan

Ø  Keadilan lawan belas kasihan

Ø  Jangka pendek lawan jangka panjang

3 Prinsip :

ü  Berpikir berbasis hasil akhir

ü  Berpikir berbasis peraturan

ü  Berpikir berbasis rasa peduli

 

9 Langkah :

v  Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan

v  Menentukan siapa yang terlibat dalam situas

v  Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi

v  Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulasi, uji instuisi, uji halaman depan koran, uji panutan/idola)

v  Pengujian paradigma benar atau benar

v  Prinsip resolusi pengambilan keputusan

v  Investigasi opsi trilema

v  Buat keputusan

v  Tinjau lagi keputusan dan merefleksikannya

.

Description: Guru sebagai Pemimpin Pembelajaran Halaman all - Kompasiana.com

Setelah keputusan diterapkan, pengambil keputusan tidak dapat begitu saja menganggap bahwa hasil yang diinginkan akan tercapai. Mekanisme sistem pengendalian dan evaluasi perlu dilakukan agar apa yang diharapkan dari keputusan tersebut dapat terealisir. Penilaian didasarkan atas sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang bersifat khusus dan mudah diukur dapat mempercepat pimpinan untuk menilai keberhasilan keputusan tersebut. Jika keputusan tersebut kurang berhasil, dimana permasalahan masih ada, maka pengambil keputusan perlu untuk mengambil keputusan kembali atau melakukan tindakan koreksi. Masing-masing tahap dari proses pengambilan keputusan perlu dipertimbangkan dengan hati-hati, termasuk dalam penetapan sasaran tujuan

Minggu, 24 Januari 2021

Aksi Nyata - Penerapan Pemikiran Ki Hajar Dewantara di Kelas dan di Sekolah

Modul 1.1.a.10 Aksi Nyata - Penerapan Pemikiran Ki Hajar Dewantara di Kelas dan di Sekolah


Membangun Kesepakatan Kelas dan Menyusun Agenda Sharing Guru diinternal Sekolah

 

IMAM SATRIA (CGP-DELI SERDANG)

SMP KARYA BUNDA

PENDAMPING         : IBU KAMILA HARAHAP

FASILITATOR          : IBU YETTI FATRI DEWI


LATAR BELAKANG

Pendidikan dalam konteks yang sesungguhnya yang saya pelajari dari konsep pendidikan menrut pemikiran Ki Hajar Dewantara, sebagaimana yang saya yakini Pemikiran KHD Berfokus pada upaya memahami dan menganyomi kebutuhan peserta didik sebagai subyek pendidikan. Dalam konteks itu, tugas pendidik adalah mengembangkan potensi-potensi peserta didik, menawarkan pengetahuan kepada peserta didik dalam suatu dialog , interaksi yang fleksibel tidak kaku dan humble. Semuanya itu dimaksudkan untuk memantik dan mengungkapkan gagasan-gagasan/ ide peserta didik tentang suatu topik tertentu sehingga yang terjadi adalah pengetahuan tidak ditanamkan secara paksa tetapi ditemukan, diolah dan dipilih oleh murid.

Pendidik pertama-tama fungsinya adalah sebagai model atau figure keteladanan, baru kemudian sebagai fasilitator, pelatih atau pengajar. Pendidikan hendaknya menghasilkan pribadi-pribadi yang lebih manusiawi yang sesuai dengan kodrat siswa sebagai anak yang harus di arahkan dan di tuntun ke arah penanaman budi pejerti secara terus menerus, berguna dan berpengaruh di masyarakatnya, yang bertanggungjawab atas hidup sendiri dan orang lain, yang berwatak luhur dan berkeahlian. Pendidikan karakter dalam wawasan kebangsaan, kebudayaan, kemanusiaan, pembangunan dan kemajuan yang menjadi ruh Konsep Ki Hajar Dewantara merupakan jawaban yang tepat bagi bangsa Indonesia dalam upaya mempersiapkan diri menghadapi globalisasi dan dalam memasuki era kemajuan IPTEKS di masa sekarang dan yang akan datang.

Dalam proses pembelajaran di sekolah, seorang guru harus dapat menciptakan ide dan Motivasi para siswanya sehingga pendidik bisa membangkitkan  minat dan semangat belajar siswa , disini guru harus menjadi penggali minat dan pemompa semangat belajar anak, terjadi proses imitasi atau proses peniruan dari contoh atau teladan, sehingga ketika pembelajaran berlangsung seorang pendidik harus menstrasfer pengetahuan tentang sesuatu yang dipelajari siswa dengan benar dan tepat. Selain itu siswa tidak hanya mempelajari mengenai pengetahuan saja melainkan belajar dengan lingkungannya seperti belajar mengenai pribadi,budi pekerti dan karakter pendidiknya. Oleh karena itu pendidik selain menguasai pengetahuan dia juga harus mempunyai pribadi yang dapat dicontoh dan memberi dorongan kepada siswanya untuk selalu belajar dengan tuntas dan maju berkelanjutan.






























 

PERSIAPAN PELAKSANAAN AKSI NYATA

Sebelum melaksanakan aksi nyata, Pertama yang saya lakukan adalah  berkoordinasi dengan pimpinan dan menjalin komunikasi yang baik sebelum melaksaksanakan kegiatan ini, sehingga menghasilkan support dan integrasi antar setiap elemen di sekolah termasuk dari Kepala Sekolah dan Rekan Guru lain maupun unsur lingkungan sosial sekolah. Dan  terelebih dahulu saya menyiapkan perencanaan pembelajaran, dan hal-hal yang mendukung dalam kegiatan aksi nyata, kemudian mengidentifikasi bakat dan minat yang dimiliki dari masing-masing siswa untuk dikolompokkan ke dalam beberapa kelompok dalam prosem pembelajaran aksinya nyata nantinya.

 

DESKRIPSI  DAN REALISAI AKSI NYATA YANG SAYA LAKUKAN

Pertama saya melakukan koordinasi dengan pimpinan dan menjalin komunikasi yang baik,dan bisa menghasilkan support dan integrasi antar setiap elemen di sekolah termasuk dari Kepala Sekolah dan Rekan Guru lain maupununsur lingkungan sosial sekolah. Kemudian saya Menyusun dan melaksanakan kegiatan Unjuk Suara ( Vote Tertulis dan Verbal) sehingga muncul ide-ide benih kesepakatan dari siswa yang dibuat sesuai dengan kenyamanan yang ingin dikreasikan siswa. Setelah itu saya mengidentifikasi ide/saran kesepakatan yang memang dibutuhkan dan diinginkan peserta didik, agar tidak ada saran yang melampaui aturan dan kebijakan dalam Pendidikan. Lalu saya mengajak rekan guru lain untuk berdiskusi dan  menyusun Kesepakatan tersebut juga  bersama siswa secara Tertulis (Point-point Kesepakan Bisa Di tempel di kelas Sehingga bisa sama-sama menerapkannya dengan murid tanpa ada paksaan) agar kkata Berpihak pada murid dan Merdeka Belajar yang kita gaungkan bisa mereka rasakan secara real dan bukan hanya selogan. dengan kerjasama dan komitmen yang tinggi pasti bisa Melakukan perubahan. Kemudian saya mensosialisasikan kegiatan yang telah saya lakukan bersama salah seorang rekan guru lain kepada guru-guru di sekolah. Setelah itu saya merencanakan agenda sharing sesama guru agar pelaksanaan kegiatan berjalan baik kedepan, bebrapa agenda dalam kegiatan Sharing : Sosialisasi Konsep Pemikiran KHD, Menggali Pemahaman Bersama tentang Merdeka Belajar, Manfaat Membuat Kesepakatan Kelas Bersama Siswa. Terakhir yaitu memperluas jangkauan sharing guru dan Melakukan kegiatan tersebut diatas secara berkelanjutan

 

 

HASIL DARI AKSI NYATA YANG DILAKUKAN

Sebagaimana yang saya yakini Pemikiran KHD Berfokus pada upaya memahami dan menganyomi kebutuhan peserta didik sebagai subyek pendidikan. Dalam konteks itu, tugas pendidik adalah mengembangkan potensi-potensi peserta didik, menawarkan pengetahuan kepada peserta didik dalam suatu dialog , interaksi yang fleksibel tidak kaku dan humble. Semuanya itu dimaksudkan untuk memantik dan mengungkapkan gagasan-gagasan/ ide peserta didik tentang suatu topik tertentu sehingga yang terjadi adalah pengetahuan tidak ditanamkan secara paksa tetapi ditemukan, diolah dan dipilih oleh murid. Dengan menerapkan kesepakatan kelas tersebut saya menemukan beberapa hasil perubahan positif seperti halnya meningkatnya motivasi dan semangat siswa dalam belajar dan siswa merasa senang dalam belajar, karena dilaksanakan dengan prinsip belajar berpusat pada murid dengan menyesuaikan kemauan, bakat atau  minat siswa dalam pemberian tugas yang diberikan. Siswa terlihat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan masing-masing kelompok mampu menghasilkan produck atau karya sesuai dengan bakat atau minat yang mereka miliki.

  

PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT DARI PELAKSANAAN

- Kesepakatan Kelas Menghasilkan Kesadaran siswa dalam menjalankan apa yang harus dan tidak harus di lakukan mereka sebagai Siswa.

-Setiap anak memiliki bakat dan  minat yang berbeda-beda dan perlu variasi pendekatan yang berbeda  pula dalam mengembangkan potensi mereka masing-masing.

-Siswa senang berkreasi dan berinovasi jika pembelajaran atau tugas yang diberikan sesuai dengan bakat dan minat yang miliki

-Hasil belajar yang baik akan diperoleh jika siswa merasa senang dalam pembelajaran, aktif dan kreatif serta muncul inovasi yang mereka miliki.

 

RENCANA PERBAIKAN UNTUK PELAKSANAAN DI MASA MENDATANG

Rencana perbaikan akan dilaksanakan kedepannya adalah  sebagai berikut:

-Berusaha untuk lebih mendengarkan masukan dan saran yang dimiliki oleh masing-masing siswa untuk kenyamanan mereka belajar

-Memperbaiki pembelajaran yang lebih ramah anak dan memaksimalkan aktivitas anak dalam proses pembelajaran serta menstimulus siswa untuk bisa berkreasi dan berinovasi

-Meningkatkan kerjasama dengan orang tua/wali murid terkait kedisiplinan dan potensi yang dimiliki oleh setiap anak.

Lampiran :