ANALISIS KESALAHAN KEBAHASAAN HASIL TERJEMAHAN
GOOGLE-TRANSLATE TEKS BAHASA INDONESIA
KE DALAM BAHASA JERMAN
Oleh: Iman Santoso, M.Pd
Staf Pengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman – FBS UNY
Abstrak
Teknologi internet saat ini memungkinkan semua orang bisa mengakses informasi darisegala penjuru dunia kapan saja dan dimana saja. Namun menemukan informasi dari sebuah
halaman web dengan efektif tidaklah mudah. Salah satu alat yang membantu pengguna internet
untuk mencari informasi dengan efektif adalah Google. Google saat ini menawarkan berbagai
aplikasi salah satunya adalah Google-Translate. Para pengembang Google menyadari bahwa
informasi yang tersaji pada sebuah halaman web di Internet bisa dalam beragam bahasa. Bahasa
bisa menjadi penghalang bagi manusia untuk bisa memahami sebuah informasi jika ia tidak
menguasasi bahasa tersebut. Mesin penerjemah dari Google kemudian menjadi solusinya. Saat
ini Google-Translate mampu menerjemahkan ke dalam lebih dari 50 bahasa di dunia.
Sebagai sebuah mesin penerjemah, hasil yang diterjemahkan oleh Google belumlah
sempurna. Hasil terjemahannya dapat disebut sebagai pre-translation yang masih perlu direvisi.
Terkait dengan hal itu dalam makalah ini akan dipaparkan hasil analisis kesalahan kebahasaan
teks terjemahan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jerman yang dihasilkan oleh Googletranslate.
Kata Kunci: Google-translate, analisis kesalahan, bahasa Jerman, bahasa Indonesia
A. Pendahuluan
Di abad ini teknologi informasi berkembang sangat pesat. Salah satu bentuk teknologi
informasi yang mengalami perkembangan signnifikan hingga dapat mempengaruhi pola
kehidupan dan cara berkomunikasi manusia di era global ini adalah teknologi informasi yang
dikenal sebagai internet. Internet pada awalnya merupakan teknologi informasi yang hanya
dimanfaatkan oleh kalangan militer di Amerika dan baru dimanfaatkan untuk kepentingan publik
pada tahun 80-an. Sejak itulah, internet merambah ke segenap penjuru dunia dan ke banyak
aspek kehidupan manusia.
Dengan menggunakan internet setiap orang dapat mencari serta memperoleh informasi
yang dia butuhkan dengan cepat tanpa harus meninggalkan tempat duduknya. Dahulu
komunikasi lebih banyak dilakukan secara langsung (face to face), sedangkan saat ini kontak
personal secara tatap muka perlahan telah tergantikan dengan kemudahan berkomunikasi melalui
internet dan telepon seluler. Internet adalah kumpulan atau jaringan komputer yang ada di
seluruh dunia. Dalam hal ini komputer yang dahulunya berdiri sendiri dapat berhubungan
langsung dengan host-host atau komputer-komputer yang lainnya. Dengan kemampuannya untuk
menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya, membuat internet dapat dimanfaatkan
untuk mengakses atau mentransfer data / informasi dari komputer satu ke komputer lainya.
Seorang jurnalis amerika Thomas Friedmann (Vial Altermatt, 2006) mengatakan, penggunaan
internet yang sangat masiv merupakan salah satu faktor yang membuat dunia tidak lagi bulat
melainkan datar. The World is Flat. Layar monitor yang datar seolah membuat dunia menjadi
ringkas dan sangat terjangkau.
Schonherr (1998:712) menyebutkan internet dengan segala perangkatnya layaknya
sebuah perpustakaan raksasa, yang dapat diakses oleh siapapun. Namun untuk menelusuri
“perpustakaan virtual” tersebut dengan efektif tidaklah mudah. Orang akan dapat dengan mudah
“tersesat”. Salah satu cara yang paling mudah untuk membantu kita menemukan informasi
secara cepat adalah dengan memanfaatkan search engine (mesin pencari). Salah satu mesin
pencari yang paling popular adalah Google. Mesin pencari ini pertama kali dikembangkan oleh
Larry Page dan Sergey Brin pada tahun 1996.
Dalam perkembangannya, Google tidak hanya sebuah mesin pencari yang membantu
pengguna internet menemukan link ke suatu halaman web, namun juga menyediakan mesin
penerjemah. Para pengembang Google jelas menyadari bahwa informasi yang ada dalam suatu
halaman web bisa tampil dalam berbagai bahasa. Beragamnya bahasa yang ada di dunia bisa
menjadi penghalang bagi seseorang untuk menemukan dan memahami informasi penting yang
dicarinya. Mesin penerjemah yang melekat pada Google akan membantu menerjemahkan sebuah
teks atau halaman web dari satu bahasa ke bahasa lain secara otomatis, sehingga pembaca
terbantu ketika berusaha memahami isi sebuah halaman web tersebut. Och (2006) dalam
www.googleresearch.blogspot.com mengatakan “ because we want to provide everyone with
acces to all the world’s information, including information in every language, one of the exciting
projects at Google Research is machine translation. Mesin penerjemah yang melekat pada
Google bisa digolongkan pada terminologi machine translation yang disingkat menjadi MT. MT
adalah to computerized system responsible for the production of translations with or without
human assistance. (Hutchins, 1995).
Mesin penerjemah dari Google saat ini mampu menerjemahkan ke dalam lebih dari 50
bahasa, salah satunya adalah dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jerman dan sebaliknya.
Hasil terjemahan dari mesin penerjemah perlu dikaji lebih jauh terutama untuk melihat kesalahan
kebahasaan yang ada, karena banyak pihak yang meragukan kuallitasnya. Dalam makalah ini
akan disajikan sebuah kajian awal mengenai kesalahan kebahasaan yang ada dalam hasil
penerjemahan Google-Translate.
B. Kajian Pustaka
1. Analisis Kesalahan Kebahasaan
Analisis kesalahan merupakan bidang kajian yang masuk dalam payung linguistik
terapan. Kajian ini sebenarnya bukan hal yang baru bagi para guru bahasa, karena hasil
penerapan analisis kesalahan dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahasa,
baik untuk memperbaiki kesalahan yang dibuat pembelajar maupun untuk membantu guru
menyusun strategi pembelajaran yang tepat.
Brown (via Sanal, 2008) mendefinisikan analisis kesalahan (error analysis) sebagai ”the
fact that learners do make errors and thes errors can be observerd, analysed and classified to
reveal some thing of the system operating within the learner led to a surge of study of
learners’errors called ‘error analysis”. Senada dengan itu Ruru dan Ruru (via Pateda, 1989)
berpendapat bahwa analisis kesalahan adalah suatu teknik untuk mengidentifikasikan,
mengklasifikasikan dan menginterpretasikan secara sistematis kesalahan-kesalahan yang dibuat
oleh si terdidik yang sedang belajar bahasa asing atau bahasa kedua dengan menggunakan teoriteori
dan prosedur berdasarkan linguistik. Kesalahan biasanya ditentukan berdasarkan ukuran
keberterimaan dari sudut pandang penutur asli. Dari kedua pendapat tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa analisis kesalahan merupakan prosedur sistematis berdasarkan linguistik
untuk menemukan dan mengklasifikasikan kesalahan yang tidak dapat diterima (dibenarkan)
berdasarkan kaidah bahasa target yang dibuat oleh pembelajar bahasa (asing).
Kesalahan dalam kajian analisis kesalahan dapat diklasifikasikan ke dalam 2 macam
yaitu kesalahan (error) dan kekeliruan (mistakes). Kekeliruan terkait ketidakmampuan
menghasilkan ujaran berbahasa yang tidak disengaja, kekeliruan bukan merupakan hasil dari
kurangnya kompetensi berbahasa yang dimiliki pembelajar. Kekeliruan ini sifatnya ttidak
sistematis, sehingga ketika pembelajar bahasa menyadari kekeliruan tersebut dapat segera
memperbaikinya. Sebaliknya kesalahan (error) merupakan kesalahan yang dibuat oleh
pembelajar bahasa bersifat sistematis yang disebabkan karena tidak memiliki kompetensi
berbahasa yang memadai. Corder (via Sanal, 2008) mengatakan:
Errors are deviances that are due to deficient competence (i.e”knowledge” of the
language, which may or may not be conscious). As the are due to deficient competence the
tend to be systematic and not self correctable. Whereas “mistakes” or “lapses” that are
due to performance deficiencies and arise from lack of attention, slips of memory, anxiety
possibly caused by pressure of time etc. They are not systematic and readily indentifiable
and self corectable.
Kompetensi yang dimaksud di sini adalah kemampuan pembicara atau penulis untuk
melahirkan bahasa sesuai dengan kaidah bahasa yang digunakannya. Karena bahasa yang
dihasilkan berwujud kata, kalimat dan makna, maka kesalahan yang perlu dianalisis mencakup
pada tataran fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. (Pateda, 1989:34).
Dalam kajian ini objek yang dianalisis adalah hasil terjemahan dari teks berbahasa
Indonesia ke dalam teks berbahasa Jerman dari mesin penerjemah yang melekat pada Google.
Karena wujud objek kajian berupa wacana tulis, maka yang akan dianalisis meliputi tataran
ortografi, morfologi, sintaksis dan semantik.
2. Google-Translate
Google pada awal ditemukannya merupakan alat atau mesin yang membantu penjelajah
internet untuk dengan cepat menemukan informasi atau website yang dicari. Mesin pencari ini
sangatlah bermanfaat mengingat jumlah halaman web di dunia maya bisa jutaan jumlahnya,
sementara kemampuan otak manusia untuk mengingat alamat sebuah halaman web sangat
terbatas. Google pertama kali dikembangkan pada tahun 1996 oleh dua mahasiswa di Amerika
Serikat yaitu Larry Page dan Sergey Brin. Saat ini Google menjadi mesin pencari terpopuler di
dunia.
Mesin pencari Google dalam perkembangannya menyediakan berbagai fasilitas tidak
hanya sekedar mencari alamat web. Fasilitas itu antara lain pencarian gambar, video, buku, hasil
penelitian, beasiswa dan penerjemah yang disebut Google penerjemah atau Google-translate.
Fasilitas ini pertama kali dikembangkan oleh Google pada tahun 2007 dengan menggunakan
sebuah sistem yang disebut SYSTRAN. Pemakaian mesin penerjemah Google sangatlah mudah.
Saat halaman www.Google.co.id dibuka maka di sana akan tampak panel pilihan “terjemahan”
seperti dalam gambar berikut.
Gambar 1. Halaman muka mesin pencari Google versi bahasa Indonesia
Selanjutnya jika panel “terjemahan” diklik, maka akan muncul kotak yang harus diisi teks yang
akan diterjemahkan. Para pengguna tinggal menentukan, teks tersebut akan diterjemahkan dari
bahasa sumber tertentu ke dalam bahasa target.
Gambar 2. Kotak Penerjemahan di Mesin Penerjemah Google.
Selanjutnya jika kotak penerjemah telah diisi dan sudah ditentukan arah penerjemahannya,
maka pengguna tinggal mengklik “terjemahan” untuk memperoleh hasil terjemahan yang
diinginkan. Dalam gambar 3 ditampilkan contoh hasil penerjemahan teks bahasa Indonesia ke
dalam bahasa Jerman.
Panel
terjemahan
Gambar 3. Hasil Terjemahan Teks berbahasa Indonesia ke dalam Bahasa Jerman
Dalam situs wikipedia.de (http://en.wikipedia.org/wiki/google_translate) dijelaskan bahwa
mesin penerjemah Google berbasis pada statistically based machine translation yang mampu
menerjemahkan dokumen, teks atau halaman web ke dalam bahasa lain. Fasilitas ini merupakan
hasil pengembangan dari research yang dilakukan oleh Franz Joseph Och, yang pada tahun 2003
memenangkan kontes kecepatan mesin penerjemah. Menurut Och, mesin penerjemah dari
Google ini menggunakan model statistik.
a solid base for developing a usable statistical machine translation system for a new pair
of languages from scratch, would consist in having a bilingual corpus (or parallel
collection) of more than a million words and two monolingual corpora of each more than
a billion words. Statistical models from this data are then used to translate between those
languages
Seperti layaknya mesin penerjemah yang lain, hasil dari proses penerjemahan oleh
Google masih mengandung keterbatasan dan belum memberikan hasil terjemahan yang akurat.
Kualitas hasil penerjemahan dari satu bahasa ke bahasa lain tidak selalu sama. Di tahun 2010
hasil terbaik dicapai oleh mesin penerjemah Google saat menerjemahkan teks dari bahasa
Prancis ke bahasa Inggris. Selain itu, kualitas hasil penerjemahan juga tergantung panjang teks.
Semakin pendek sebuah teks akan semakin baik hasilnya. Meskipun demikian mesin penerjemah
ini cukup membantu pengguna web untuk memahami sebuah teks atau dokumen secara global.
Pada awalnya mesin penerjemah Google hanya mampu menerjemah teks dari bahasa
Inggris ke dalam bahasa Jerman, Prancis dan Spanyol, serta sebaliknya. Perlahan setelah melalui
beberapa tahapan, saat ini mesin penerjemah Google mampu menerjemahkan teks ke dalam
lebih dari 50 bahasa, termasuk ke dalam bahasa yang memiliki sistem ortografi bukan berbasis
bahasa latin seperti bahasa Arab, Jepang, Rusia dan Korea. Mesin penerjemah sejenis juga
disediakan oleh mesin pencari Yahoo dengan Babel Fish-nya dan mesin pencari dari Microsoft
yaitu Bing yang menyediakan Bing Translator
3. Analisis Kesalahan Kebahasaan Hasil Terjemahan Google-Translater
Analisis kesalahan kebahasaan yang disajikan dalam makalah ini merupakan kajian kecil
yang menganalisis dua teks yang diambil dari situs berita online Koran Kompas pada tanggal 21
November 2010 dan Republika pada tanggal 22 November 2010. Teks dari kedua Koran
nasional tersebut kemudian diterjemahkan oleh mesin penerjemah yang ada pada Google ke
dalam bahasa Jerman. Perbandingan antara teks asli dengan hasil terjemahannya dapat dilhat
pada tabel 1 dan 2 berikut.
Tabel 1. Hasil Penerjemahan Teks di Kompas online dan Republika Online oleh Google
Translate ke dalam Bahasa Jerman
Teks dalam Bahasa Indonesia Teks Terjemahan dalam Bahasa Jerman
SAN FRANCISCO, KOMPAS.com — Pendiri dan CEO
Facebook Mark Zuckerberg tengah naik daun. Setelah
produser film mengangkat kisahnya saat mendirikan layanan
jejaring sosial tersebut dalam film The Social Network, kali ini
komik mengenai Zuckerberg juga akan difilmkan.
Hayden 5 Media dan Bluewater Productions akan membuat
film pendek dari buku komik berjudul Mark Zuckerberg:
Creator of Facebook. Film tersebut akan dikemas mirip fiksi
ilmiah A Scanner Darkly yang memadukan tokoh nyata
dengan animasi sehingga kesan komik tetap terasa.
"Kami melihat peluang untuk menceritakan ulang kisah Mark
Zuckerberg setelah The Social Network dengan bentuk
animasi indah yang dapat dinikmati dan dipahami audiens
lebih luas," kata Todd Wiseman, Presiden Hayden 5 Media,
Sabtu (20/11/2010).
Buku komiknya sendiri akan beredar di AS mulai akhir
Desember 2010 dengan harga 6,99 dollar AS. Buku tersebut
dikarang oleh Jerome Maida dan digambar oleh Fritz Saalfeld.
SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - Gründer und CEO von
Facebook, Mark Zuckerberg stieg. Nach Filmproduzent
abgeholt ihre Geschichte, wenn die Social-Networking-Dienst
in dem Film gegründet Das soziale Netzwerk, diesmal Comic
über Zuckerberg auch gefilmt werden.
Hayden 5 Media und Bluewater Productions wird ein Kurzfilm
von Comic-Buch mit dem Titel Mark Zuckerberg: Facebook
Schöpfer. Der Film wird wie ein Science-Fiction-A Scanner
Darkly, die echte Charaktere kombiniert mit Animation, so
dass der Eindruck von Comics immer noch spürbar verpackt
werden.
"Wir sahen eine Chance, neu zu erzählen die Geschichte von
Mark Zuckerberg nach Das soziale Netzwerk mit wunderschön
animierten Form genossen und verstanden werden kann auf
ein breiteres Publikum", sagte Todd Wiseman, der Präsident
von Hayden 5 Media, Samstag (20/11/2010).
Comic Buch selbst wird in den USA verbreitet werden ab Ende
Dezember 2010 mit dem Preis von $ 6,99. Das Buch wurde
Sumber : AFP
von Jerome Maida verfasst und illustriert von Fritz Saalfeld.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tersangka kasus mafia
pajak, Gayus H Tambunan, mengaku kepergiannya ke Bali
beberapa waktu lalu bukan untuk bertemu Aburizal Bakrie atau
Ical. Namun, semata-mata untuk menonton pertandingan
tenis.
"Saya murni datang ke Bali untuk menonton pemain tenis idola
saya, Maria Sharapova, bukan untuk ketemu Aburizal Bakrie,"
kata dia sebelum sidang berlangsung di Pengadilan Negeri
Selatan, Senin (22/11)
Ia mengaku, kepergiannya ke Pulau Dewata itu, ditemani
kuasa hukumnya, Nurwidiatmo. Sidang kali ini, mendengarkan
keterangan saksi ahli, Eka Sri Sunarti, dosen Hukum Pajak di
Universitas Pajak dan dua tim penyidik independen. Sidang
dimulai pukul 11.45 WIB.
Keterangan saksi ahli hanya seputar undang-undang (UU)
yang mengatur tentang pajak pertambahan dan PP 50 tahun
1994 yang mengatur semua UU tentang pajak pertambahan.
REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta - Der Verdächtige Fällen von
Steuerbetrug Mafia, Gaius H Tambunan, sagte seine Abreise
nach Bali vor einiger Zeit nicht zu erfüllen oder iCal Bakrie. Um
jedoch lediglich Uhr ein Tennismatch.
"Ich kam rein nach Bali zu meinem Idol Tennisspielerin Maria
Sharapova, nicht sehen zu Bakrie erfüllen", sagte er vor der
Verhandlung fand in den Southern District Court am Montag
(22/11)
Er gab zu, seine Abreise zu den Insel-Resort, das
Unternehmen Anwalt Nurwidiatmo. Der Prozess dieser Zeit
hören die Gutachter, Eka Sri Sunarti, Professor für
Rechtswissenschaften an der Universität von Steuern und
zwei Teams von unabhängigen Ermittler. Der Prozess begann
um 11:45 Uhr.
Experten Zeugenaussagen nur über das Gesetz (Gesetz) zur
Regelung der Umsatzsteuer-und PP-50 von 1994, die alle von
dem Gesetz über die Mehrwertsteuer regelt.
Dari hasil kajian diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3. Rekapitulasi Data Analisis Kesalahan Teks Terjemahan Mesin Penerjemah Google
Sumber Teks Jenis Kesalahan Jumlah
Kompas 1. Ortografi 2
2. Morfologi 11
3. Semantik 8
4. Sintaksis 8
Republika 1. Ortografi 4
2. Morfologi 13
3. Semantik 6
4. Sintaksis 6
Jumlah total 59
Dari tinjauan secara sekilas hasil terjemahan teks bahasa Indonesia ke bahasa Jerman
oleh mesin penerjemah Google terlihat bahwa mesin ini menerjemahkan kata per kata, konteks
kalimat seringkali terabaikan. Aspek ini menjadi kelemahan utama dari hasil terjemahan yang
diperoleh melalui mesin penerjemah Google. Oleh karena itu pengguna yang ingin
menerjemahkan sebuah teks harus melakukan penyempurnaan terhadap teks terjemahan tersebut.
Berdasarkan data yang ada dalam tabel 3 terlihat bahwa kesalahan dalam aspek morfologi
paling banyak ditemui, yaitu sebanyak 25 buah. Beberapa contoh kesalahan dalam tataran
morfologi dapat dilihat pada awal paragraf pertama dari berita di Kompas. Kata “Pendiri”
diterjemahkan menjadi “Gründer”. Dari sisi makna memang sudah tepat, namun seharusnya
secara morfologis akan lebih akurat jika diterjemahkan menjadi “Der Gründer” untuk
menunjukan bahwa nomina tersebut termasuk kategori definit. Contoh lain kesalahan pada
tataran morfologi tampak pada akhir paragraph pertama dari teks koran republika yaitu kata
pertandingan tenis diterjemahkan menjadi “Tennismatch”. Kata padanan yang lebih tepat adalah
“Tennisspiel”.
Kesalahan semantik muncul dalam teks koran Kompas, dimana mesin penerjemah
Google menerjemahkan frasa “naik daun” menjadi “stieg”. “Naik daun” merupakan kiasan yang
berarti menjadi terkenal, sehingga lebih tepat kata tersebut diterjemahkan menjadi “berühmt
werden”. Demikian pula kata “akan beredar” pada paragraph ke empat lebih tepat dimaknai
sebagai “akan dijual”, sehingga padanannya yang lebih cocok adalah “verkauft wird” bukan
“verbreitet wird”. Dari kedua contoh tersebut terlihat bahwa mesin penerjemah Google kesulitan
dalam menerjemahkan kata-kata yang bermakna kiasan. Demikian pula pada teks dari koran
republika, kata “bertemu” diterjemahkan dalam bahasa Jerman menjadi “erfüllen”. Hal ini tidak
tepat, karena “erfüllen” bermakna “memenuhi, mengisiKata “bertemu” seharusnya
diterjemahkan menjadi “(sich) treffen”
Kesalahan yang sangat menonjol adalah kesalahan sintaksis, karena mesin penerjemah
Google boleh dikatakan tidak mampu menghasilkan kalimat yang benar sesuai kaidah tata
bahasa bahasa Jerman. Dalam paragraph terakhir dari berita Kompas tertulis “ Buku komiknya
sendiri akan beredar di AS mulai akhir Desember dengan harga 6,99 dollar As” dan
diterjemahkan menjadi “Comic Buch selbst wird in den USA verbreitet werden ab Ende
Dezember 2010 mit dem Preis von $ 6,99“ . Kalimat tersebut mengandung kesalahan dalam
penempatan urutan kata, karena kata kerja utama dalam kalimat pasiv bahasa Jerman selalu
diletakan di akhir kalimat. Bentuk kalimat terjemahan yang lebih akurat adalah: „Das Comicheft
wird dann in den USA ab Dezember-Ende 2010 mit dem Preis von $ 6,99 verkauft“.
Kesalahan pada tataran ortografi juga dijumpai dalam teks terjemahan yang dihasilkan
oleh mesin penerjemah Google, meskipun jumlahnya relatif sangat sedikit. Kesalahan ortografi
dijumpai antara lain pada penulisan nama „Gayus“ dan „Aburizal Bakri atau Ical“ dalam teks di
koran Republika. Nama diri seharusnya tetap seperti apa adanya. Namun mesin penerjemah
Google menuliskan nama „Gayus“ menjadi „Gaius“. Demikian pula nama „Aburizal Bakrie atau
Ical “ dalam teks terjemahannya menjadi „iCal Bakrie“
Berdasarkan dari kajian yang telah dilakukan, terlihat dengan jelas bahwa output dari
mesin penerjemah Google banyak mengandung kesalahan. Hutchins (1995) mengatakan bahwa
hasil terjemahan dari mesin penerjemah masih perlu diedit, karena ia sebenarnya hanya
menyediakan sebuah hasil terjemahan yang bisa disebut sebagai pre-translation. Hasil ini kurang
lebih sama ketika seorang menerjemahkan sebuah teks ke dalam bahasa lain untuk pertama
kalinya. Ia selanjutnya akan mengedit lagi hasil terjemahannya tersebut untuk memperoleh
kualitas hasil terjemahan yang baik.
4. Penutup
Dalam dunia global saat ini Internet memainkan peran yang sangat penting, dalam
membantu manusia untuk menemukan dan memberikan informasi yang diperlukan tanpa dibatasi
oleh waktu dan tempat. Halaman web yang tersedia hingga saat ini jumlahnya bisa jutaan,
sehingga pengguna internet memerlukan alat bantu berupa mesin pencari yang bisa menemukan
sebuah informasi beserta alamat webnya dengan cepat. Salah satu mesin pencari yang sangat
popouler adalah Google.
Sebagai mesin pencari Google menyediakan berbagai fasilitas, tidak hanya membantu
menemukan sebuah halaman web, gambar, video, peta, namun juga menyediakan alat
penerjemah yang disebut Google Translate. Mesin penerjemah yang melekat pada Google
mampu menerjemahkan ke dalam lebih dari 50 bahasa dalam dua arah, diantaranya mampu
menerjemahkan teks atau halaman web dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jerman dan
sebaliknya.
Dari hasil analisis kesalahan penerjemahan Google translate dari bahasa Indonesia ke
dalam bahasa Jerman ditemukan bahwa kesalahan terbanyak terjadi pada tataran morfologi,
kemudian disusul kesalahan pada tataran semantik, sintaksis dan ortografi. Hasil terjemahan dari
sebuah mesin penerjemah semacam ini masih memiliki banyak kekurangan dan tidak
menghasilkan terjemahan yang akurat, sehingga hasil terjemahan tersebut lebih layak disebut
sebagai pre-translation yang masih perlu disempurnakan oleh penggunanya. Meskipun
demikian, hasil terjemahan dari Google Translate ini dapat dimanfaatkan untuk memahami
sebuah teks secara global. Bagi para pengajar di Perguruan Tinggi, mesin penerjemah ini cukup
membantu untuk mengalihbahasakan abstrak ke dalam bahasa lain, terutama bahasa Inggris.
Daftar Pustaka
Altermalt, Bill. (2006) Summary and Excerpt From ThomaS Friedmann’s “The World is flat”
diakses dari http://vault.hanover.edu/~altermattw/ms/assets/World-is-flat.pdf pada
tanggal 25 November 2010.
Hutchins, W. John (1995) “Machine Translation: A Brief History” dalam Concise History of the
Language Sciences: from the Sumerians to the Cognitivists, edited by E.F.K
Koerner and R. E. Asher. Oxford: Pergamon Press. Pages 431 - 445
Och, Franz. (2006) Statistical Machine Translation Live diakses dari
http://Googleresearch.blogspot.com/2006/04/statistical-machine-translationlive.
html pada tanggal 25 November 2010
Raharjo, Budi. (2010) Gayus: Saya ke Bali bukan untuk Bertemu Ical, tapi…” dalam Republika
Online, diakses dari http://www.republika.co.id/berita/breakingnews/
hukum/10/11/22/148086-gayus-saya-ke-bali-bukan-bertemu-ical-tapi pada
tanggal 23 November 2010.
Sanal, Fahrettin. (2008) “Error-Analysis based Second Language Teaching Strategies”. Dalam
jurnal Selcuk Universitesi Sosyal Bilimler Enstitusu Dergisi diakses dari
http://www.doaj.org/doaj?func=fulltext&passMe=http://www.sosyalbil.selcuk.ed
u.tr/sos_mak/articles/2008/20/FSANAL.PDF tanggal 23 November 2010
Schonherr, Hartmut. (1998). Kulturelle Verbindungsarbeit und Netzgebrauch: Von der
Nutzlichkeit des Internets als Informantensystem. dalam Info DaF, No. 6. .
Muenchen: Langendscheidt Verlag.
Anonym. History of Google. Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_Google pada
tanggal 25 November 2010.
Anonim. http://en.wikipedia.org/wiki/Google_translate diakses pada tanggal 3 Desember 2010.
Anonim. Komik Mark Zuckenberg akan difilmkan dari Kompas Online, diakses dari
http://tekno.kompas.com/read/2010/11/21/12183867/Komik.tentang.Mark.Zucker
berg.Akan.Difilmkan pada tanggal 23 November 2010.