TAKSONOMI VARIABEL PEMBELAJARAN.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Taksonomi Variabel
Pembelajaran
Banyak upaya yang
dilakukan ilmuan pembelajaran dalam mengklasifikasi variabel dalam
pembelajaran. Pengelompokan atau taksonomi dapat diartikan sebagai salah satu metode
klasifikasi tujuan instruksional secara berjenjang dan progresif ke tingkat
yang lebih tinggi.
Menurut Reigeluth dan
Merill (dalam Sudana Degeng, 1989:12) klasifikasi variabel-variabel
pembelajaran ini dimodifikasi menjad tiga variabel yaitu sebagai berikut :
1. Variabel kondisi
pembelajaran
2. Variabel metode
pembelajaran
3. Variabel hasil
pembelajaran
2.1.1. Kondisi Pembelajaran
Kondisi pembelajaran
dapat didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhi efek penggunaan metode tertentu
untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran dapat juga
dikatakan dengan keadaan riil dilapangan atau keadaan pada saat terjadinya
proses pembelajaran. Ondisi pembelajaran selalu berubah-ubah, hal ini
tergantung pada situasi anak didik, kondisi kelas, materi pembelajaran.
Variabel yang termasuk
kedalam kondisi pembelajaran yaitu variabel-variabel yang mempengaruhi
penggunaan variabel metode yaitu :
1. Tujuan dan Karakteristik
Bidang Studi
Tujuan pembelajaran pada
hakekatnya mengacu kepada hasil pembelajaran yang diharapkan. Sebagai hasil
pembelajaran yang diharapkan, berarti tujuan pembelajaran ditetapkan lebih
dulu, dan berikutnya semua upaya pengajaran diarahkan untuk mencapai tujuan
ini. Tujuan pengajaran dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, sejalan dengan 2
jenis strategi pengorganisasi pengajaran yang ada (strategi dan mikro) yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus.
Sedangkan karakteristik
bidang studi adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang dapat memberikan
landasan yang berguna dalam mendeskripsikan strategi pembelajaran.
Karakteristik setiap bidang studi sangatlah berbeda-beda. Oleh karena
berbedanya karakter satu bidang studi dengan bidang studi yang lain dituntut
menggunakan strategi dan media yang berbeda pula. Disinilah peranan seorang
guru dalam mengorganisasi pelajaran, pemilihan media dan menetapkan strategi
dalam pembelajaran.
2. Kendala dan Karakteristik
Bidang Studi
Ada dua variabel yang
mempengaruhi pemilihan strategi penyampaian, yaitu : karakteristik bidang studi
dan kendala. Karakteristik bidang studi perlu menjadi pertimangan khusus ketika
memilih media pengajaran yang akan digunakan menyampaikan pembelajaran.
Terutama dikaitkan dengan tingkat kecermatan suatu media dalam menyampaikan
pembelajaran, kemampuan khusus yang dimiliki oleh suatu media, serta pengaruh
motivasional yang mampu ditimbulkannya.
Sedangkan kendala adalah
keterbatasan sumber-sumber, seperti media, waktu, personalia, dan uang. Kendala
sering kali ditemukan seorang pendidik dalam menjalani kegiatan belajar dan
pembelajaran. Terkadang guru sangat kesulitan untuk memilih media dalam
pembelajaran. Sedangkan media adalah sesuatu yang mempunyai arti yang cukup
penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat
dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat juga kita
artikan sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan
pesan atau informasi. Apa bila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka
media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses
pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke peserta didik.
Namun perlu kita ingat,
bahwa peranan media tidak akan telrihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan
isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran
harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala
diabaikan, maka media bukan lagi sebagia alat bantu pengajaran, akan tetapi
sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Selain itu kencala yang
sering terjadi di lapangan adalah faktor keuangan. Seorang guru dituntut untuk
mengunakan media dalam proses belajar mengajar. Aka tetapi disisi lain guru
terbentur oleh masalah dana untuk mengadakan media tersebut. Dan dari
pihak sekolah tidak dapat memfasilitasi untuk pengadaan media. Menurut penulis,
media yang digunakan tidak harus mahal, yang penting media tersebut dapat
menghantarkan siswa pada tujua pembelajaran secara efektif dan efisien.
Pendidik pada saat
sekarang ini harus mampu memanfaatkan media belajar dari yang sangat komplek
sampai pada media pendidikan yang sangat sederhana. Agar proses pembelajaran
tidak mengalami kesulitan, maka masalah perencanaan, pemilihan dan pemanfaatan
media perlu dikuasai dengan baik oleh guru. Bahkan tidak mustahil dapat
mengakibatkan kegagalan mencapai tujuan, bila tidak dikuasai sungguh-sungguh
oleh guru.
3. Karakteristik Siswa/Siswi
Belajar
Karakteristik siswa-siswi
belajar adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa seperti bakat,
motivasi belajar dan kemampuan awal (hasil belajar) yang telah dimilikinya.
Karakteristik si-belajar akan berpengaruh dalam pemilihan strategi pengelolaan,
yang berkaitan dengan bagaimana menata pengajaran, khususnya komponen-komponen
strategi pengajaran, agar sesuai dengan karakteristik perseorangan si-belajar.
Karakter siswa yang bermacam-macam menuntut guru untuk strategi dalam
pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran. Bagaimanapun juga, tingkat tertentu,
mungkin sekali suatu variabel kondisi akan mempengaruhi setiap variabel metode,
disamping pengaruh utamanya pada strategi pengelolaan pembelajaran.
2.1.2. Metode Pembelajaran
Menurut Yamin Martinis,
(2007) metode pembelajaran adalah cara melakukan atau penyajikan, menguraikan,
memberi contoh dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai
tujuan tertentu. Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan
dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode.
Tujuan instruksional adalah pedoman yang mutlak dalam pemilihan metode. Dalam
perumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur.
Dengan begitu mudahlah bagi guru menentukan metode yang bagaimana yang dipilih
guna menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut.
Dalam mengajar, guru
jarang sekali menggunakan satu metode, karena mereka menyadari bahwa semua
metode ada kebaikan dan ada kelemahannya. Penggunaan satu metode lebih
cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi peserta didik.
Proses pembelajaran akan tampak kaku. Anak didik terlihat kurang bergairah
belajar. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan anak
didik. Guru mendapatkan kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan dan
anak dirugikan. Ini berarti metode tidak dapat difungsikan oleh guru sebagai
alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Variabel-variabel
metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 (tiga) jenis yaitu
:
- Strategi pengorganisasian
- Strategi penyampaian
- Strategi pengelolaan
Strategi pengorganisasian
adalah metode untuk mengorganisasi isi bidang studi yang telah dipilih untuk
pembelajaran. Mengorganisasi mengacu pada suatu tindakan seperti pemilihan isi
penataan isi format dan lainnya yang setingkat dengan itu.
Stratetgi mengorganisasi
isi pengajaran disebut oleh Reigeluth, Buderson, dan Merrill sebagai struktural
strategi, yang mengacu paca cara untuk membuat urutan (sequencing) dan
mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan.
Sqeuencing mengacu pada pembuatan urutan penyajian isi bidang studi, dan
synthesizing mengacu pada upaya untuk menunjukkan kepada pembelajar keterkaitan
antara fakta, konsep, prosedur atau prinsip yang terjandung dalam suatu bidang
studi.
Pengorganisasian
pengajaran secara khusus, merupakan fase yang amat penting dalam rancangan
pengajaran. Synthesizing akan membuat topik-topik dalam suatu bidang studi
menjadi lebih bermakna bagi pembelajar, yaitu dengan menunjukkan bagaimana
topik-dopi itu terkait dengan keseluruhan isi bidang studi. Kebermaknaan ini
akan menyebabkan pembelajar memiliki retensi yang lebih baik dan lebih lama
terhadap topik-topik yang telah dipelajari. Sequencing, atau penataan urutan
juga penting, karena diperlukan dalam pembuatan sintesis. Sintesis yang efektif
hanya dapat dibuat bila isi telah ditata dengan cara tertentu dan yang lebih
penting, karena pada hakekatnya semua isi bidang studi memiliki prasyarat
belajar mebnurut Gagne (dalam Sudana Dengeng, 1989:84).
Penggarapan strategi
pengorganisasi pengajaran tidak bisa dipisahkan dari karakteristik struktur isi
bidang studi. Ini disebabkan oleh karena struktur isi bidang studi memiliki
implikasi yang amat penting bagi upaya pembuatan urutan dan sintesis antar si
suatu bidang studi. Strukitur bidang studi berupa struktur belajar atau
hirarkhi belajar, struktur prosedural, struktur konseptual, dan struktur
teoritik.
Sedangkan strategi
penyampaikan adalah metode untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa untuk
menerima serta merespon masukan yang berasal dari siswa. Dalam kegiatan belajar
mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi lebih lama. Daya serap
anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat,
ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya
serap anak didik terhadap tahap pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat
lambatnya penerimaa anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan
menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat
tercapai.
Terhadap perbedaan daya
serap anak didik sebagaimana yang dijelaskan diatass, memerlukan strategi
pengajaran yang tepat. Metodelah salah satu jawabannya. Untuk sekelompok anak
didik boleh jadi mereka mudah menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan
metode tanya jawab, tetapi untuk sekelompok anak didik yang lain mereka lebih
menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode demonstrasi atau metode
yang lainnya.
Menghadapi kasus yang
seperti ini maka seorang guru dituntut untuk menggunakan metode yang bervariasi
dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan menggunakan metode yang bervariasi
diharapkan semua siswa dapat mengikuti pelajaran dan mencapai tujuan kompetensi
yang telah ditetapkan oleh guru.
Strategi pengelolaan
pembelajaran adalah metode untuk menata interaksi antara si belajar dan
variabel metode pembelajaran lainnya, variabel strategi pengorganisasian dan
penyampaian isi pembelajaran.
Strategi pengelolaan
pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan
bagaimana menata interaksi antara si belajar dengan variabel metode
pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan
tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan
selama proses pembelajaran.
2.1.3. Hasil Pembelajaran
Hasil pembelajaran adalah
semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan
suatu metode di bawah kondisi yang berbeda. Variabel hasil pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu :
- Keefektifan
- Efisiensi
- Daya tarik
Keefektifan pembelajaran
biasanya diukur dengan tingkat pencapaian isi belajar. Ada empat aspek penting
yang dapat dipakai untuk mendeskripsikan keefektifan pembelajaran yaitu (1)
kecermatan penguasaan prilaku yang dipelajari atau sering disebut dengan
“tingkat kesalahan”, (2) kecepatan untuk kerja, (3) tingkat alih belajar, (4)
tingkat retensi apa yang dipelajari.
Efisiensi pembelajaran
biasanya diukur dengan rasio antara kesefektifan dan jumlah waktu yang dipakai
si belajar atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan.
Daya tarik pembelajaran
biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap belajar. Daya
tarik pembelajaran erat sekali kaitannya dengan daya tarik bidang studi, dimana
kualitas pembelajaran biasanya akan mempengaruhi keduanya. Itulah sebabnya,
pengukuran kecenderungan siswa untuk terus atau tidak terus belajar dapat
dikaitkan dengan proses pembelajaran itu sendiri atau dengan bidang studi.
Dari tiga variabel diatas
kita dapat mengukur keberhasilan kita dalam mengajar, apakah pembelajaran kita
sudah efektif, efisien dan memiliki daya tarik. Ciri pembelajaran yang baik
apabila pembelajaan tersebut efektif, artinya si belajar telah mencapai tujuan
dari apa yang disampaikan oleh guru. Kemudian efisien, sudahkah waktu yang
ditentukan mencukupi dalam penyampaian materi pembelajaran, dan apakah biaya
yang diperlukan dalam pembelajaran tadi sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Selanjutnya adakah pembelajaran yang disampaikan memiliki daya
tarik tersendiri bagi siswa, apabila pembelajaran tersebut memberikan kesan
kepada siswa dan siswa cenderung untuk mencinai pembelajaran itu, berati kita
telah berhasil dalam melaksanakan pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Variabel pembelajaran
dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu :
1. Variabel kondisi
pembelajaran, yaitu faktor faktor yang mempengaruhi efek metode dalam
meningkatkan hasil pembelajaran. Reigeluth dan Merrill mengelompokkan variabel
kondisi pembelajaran menjadi tiga yaitu :
- Tujuan ndan karakteristik
bidang studi
- Kendala dan karakteristik
bidang studi
- Karakteristik siswa
2. Variabel metode
pembelajaran, yaitu : cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran
yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda. Variabel metode pembelajaran
diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga, yaitu :
- Strategi pengorganisasian
- Strategi penyampaian
- Strategi pengelolaan
3. Variabel hasil
pembelajaran, yaitu : semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang
nilai dari penggunaan metode pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda.
Variabel hasil pembelajaran juga diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :
- Keeektifan
- Efisien
- Daya tarik
Variabel kondisi dan
metode adalah variabel bebas dan parameter kedua variabel ini berinteraksi
untuk menghasilkan efek pada variabel hasil pembelajaran, sebagai variabel
tergantung. Efek ini bisa berupa efek yang sengaja dirancang; karena itu ia
merupakan efek yang diinginkan, dan bisa juga berupa efek nyata sebagai hasil
penggunaan metode pengajaran tertentu. Bila acuan pembelajaran adalah pada efek
atau hasil pengajaran yang diinginkan, maka hasil ini harus ditetapkan lebih
dulu sebelum menetapkan metode pembelajaran. Jadi, metode pembelajaran nyang
dipilih adalah metode yang optimal untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan.
Langkah akan terbalik, apabila acuan pengajaran adalah pada efek atau hasil pengajaran
yang nyata. Metode pengajaran yang akan dipakai ditetapkan lebih dulu, kemudian
garu mengamati hasil pengajaran sebagia akibat dari penggunaan metode itu
dibawah kondisi pengajaran yang ada.
Berdasarkan pendapat
Reigeluth dan Merrill tentang taksonomi variabel pembelajaran khususnya
variabel hasil pembelajaran diperkuat oleh taksonomi Bloom dkk bahwa untuk
mengukur hasil pengajaran dalam proses pembelajaran didasarkan pada tipe isi
bidang studi diklasifikasi menjadi 3 ranah yaitu :
1.
Ranah kognitif terdiri dari : pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, penilaian.
2.
Ranah sikap terdiri dari : menerima,
merespon, menghargai, mengorganisasi, karakteristik.
3.
Ranah psikomotor terdiri dari : persepdi,
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks,
penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.
1.2. Saran
Dari pembahasan tentang
taksonomi Variabel Pembelajaran maka disarankan kepada pendidik untuk
melaksanakan variabel-variabel tersebut sesuai dengan pengklasifikasian
variabel, sehingga dalam kegiatan pembelajaran seorang pendidik mampu melihat
aspek-aspek apa saja yang ada pada pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Sudana Degeng. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi
Variabel.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdikbud.
Yamin, Martinis. 2007. Profesionalisasi Guru
& Implementasi KTSP. Jakarta : Gaung Persada Press.
Dimyati dan Mujiono.
2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Sardiman A.M. 2001. Interaksi Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar