KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan
kepada Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayahnya kepada pemakalah,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Serta shalawat dan
salam kita hadiahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membawa umat manusia dari zaman kebodohan kezaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti saat ini.
Makalah ini kami perbuat untuk memenuhi tugas
Pengembangan Materi PBI pada mata kuliah administrasi pendidikan yang berjudul
“Komunikasi dan Koordinasi yang Baik Dalam Lembaga Pendidikan”, serta makalah
dapat membantu para mahasiswa dan mahasiswi dalam mempelajari mata pelajaran
yang berkaitan dengan Pengembangan Materi PBI.
Kami sangat sadar, dalam
penulisan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan dan mungkin masih sangat
banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi penulisan ataupun dari segi
pembahasan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca sangat kami harapkan.
Akhirnya kepada Allah kami
serahkan, semoga makalah ini mempunyai mamfaat dan membawa wawasan ilmu
pengetahuan kita semua.
Amin ……
Medan, 2013
Pemakalah,
Imam Satria
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 3
BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................................. 4
A. Komunikasi.................................................................................................................. 4
B. Koordinasi.................................................................................................................... 6
BAB III
KESIMPULAN................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 11
BAB
I
PENDAHULUAN
Komunikasi
adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok.
Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari komunikasi adalah
bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, paling tidak sejak ia dilahirkan
sudah berkomunikasi dengan lingkungan. Gerak dan tangis yang pertama pada saat
ia dilahirkan adalah tanda komunikasi (Widjaja, 1986)
Sementara
itu Komunikasi telah menjadi bahan dari kehidupan manusia. Berhasilnya suatu
komunikasi ialah apabila kita mengetahui dan mempelajari unsur-unsur yang
terkandung dalam proses komunikasi. Unsur-unsur yang dimaksud adalah sumber
(resource) pesan (message), saluran (chanel, media) dan penerima (receiver,
audience).
Dalam
proses komunikasi bersamaan tersebut diusahakan melalui tukar menukar pendapat,
penyampaian pesan informasi, serta perubahan sikap dan perilaku. Pada
hakekatnya setiap proses komunikasi terdapat unsur-unsur tersebut yaitu sumber
pesan, saluran dan penerimaan, disamping masih terdapat unsur pengaruh
(effects) dan umpan balik (feed back). Bagaimanapun juga setiap komunikasi yang
dilakukan senatiasa menambah efek yang positif atau efektivitas komunikasi.
Komunikasi yang tidak menginginkan efektivitas, sesungguhnya adalah
komunikasi yang tidak bertujuan. Efek dalam komunikasi adalah perubahan
yang terjadi pada diri penerima (komunikan atau khalayak), sebagai akibat
pesan yang diterima baik langsung maupun tidak langsung, atau dari melalui
media massa jika perubahan itu sesuai dengan keinginan komunikator, maka
komunikasi itu disebut efektif (Anwar Arifin; 1984).
Oleh
karenanya, dari beberapa pernyataan di atas dapat kita terapkan dalam lingkungan sebuah organisasi. Bagi seorang Pemimpin,
Manajer, atau Kepala sekolah pada lembaga pendidikan, kecakapan berbicara,
mendengarkan, membaca dan menulis adalah penting sekali. Lingkungan dan
pekerjaannya banyak berhubungan dengan bahasa dan komunikasi.
Disamping
pentingnya sebuah komunikasi dalam organisasi. Kemudian yang harus diperhatikan
juga bagi seorang pemimpin atau manajer yaitu pentingnya suatu koordinasi.
Koordinasi sangatlah penting bagi perkembangan sebuah organisasi atau lembaga
pendidikan, baik koordinasi di dalam (interen) maupun di luar (eksteren)
organisasi. Koordinasi adalah proses penyatupaduan tujuan-tujuan dan
kegiatan-kegiatan dari unit-unit yang terpisah dari suatu organisasi untuk
mencapai sasaran-sasaran organisasi secara efisien. Tanpa adanya koordinasi,
individu-individu dan bagian-bagian tidak dapat melihat peranan mereka dalam
organisasi. Mereka akan mulai mengikuti kepentingan-kepentingan khusus mereka
sendiri, seiring dengan mengorbankan sasaran-sasaran organisasi yang lebih
luas. Maka akibatnya timbul terjadinya suatu konflik di dalam organisasi
tersebut (Feldman,D.C)
Mencermati
dari kejadian di atas, maka dalam makalah ini kami akan fokus membahas
tentang pengertian komunikasi, koordinasi, manfaat keduanya dalam lembaga pendidikan
dalam mencapai tujuan pendidikan yang di harapkan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Komunikasi
A.1. Pengertian Komunikasi
Menurut
Stoner dan Wankel :“Communication as the process y which people attempt to
share meaning via the transmission of symbolic message”. Komunikasi sebagai
proses dengan mana orang-orang berusaha memberikan pengertian melalui
penyampaian pesan-pesan berupa lambang.
Arti
kata lain, komunikasi yaitu cara manusia berhubungan yang melibatkan pengertian
atau maksud, dengan syarat mereka perlu setuju dengan definisi istilah-istilah
yang digunakan berdasarkan sesuatu yang simbolik seperti isyarat, huruf, nomor,
dan perkataan yang melambangkan atau menyerupai ide-ide yang dapat menyampaikan
maksud .
Jadi, komunikasi
adalah sebuah proses atau jalan pertukaran informasi oleh dua orang atau bahkan
lebih dengan menggunakan isyarat, simbol-simbol ataupun dengan cara apapun yang
efektif sehingga orang lain dapat menafsirkan apa yang dimaksud oleh si
penyampai pesan.
Komunikasi
tidak bisa dikatakan terjadi apabila seseorang berbicara kepada orang lain
tetapi orang yang diajak bicara tidak paham maksud dari pembicaraan tersebut.
Artinya jika pesan dapat dipahami oleh si penerima pesan dengan baik, maka
itulah yang disebut dengan komunikasi.
A.2. Prinsip Dasar Proses Komunikasi
Proses
komunikasi melibatkan 4 unsur utama:
1. Sumber
/ Pengirim pesan / komunikator / source / encoder. Yaitu seseorang atau
sekelompok orang yang mengambil inisiatif menyampaikan pesan.
2. Pesan
/ Informasi / Message. Biasanya dalam bentuk lambang atau tanda seperti
kata-kata tertulis secara lisan, gambar, dan angka.
3. Saluran
/ Media / Channel. Yaitu sesuatu yang dipakai sebagai alat penyampaian /
pengirim pesan. (contoh TV. Telepon, HP dsb.)
4. Penerima
/ Komunikan / receiver / decoder. Yaitu seseorang atau sekelompok orang yang
menjadi sasaran penerima pesan.
Selain
4 unsur utama ada faktor lain yg juga penting dalam proses komunikasi, yaitu:
1. Response
(Tindakan yang diambil komunikan setelah dia menerima pesan).
2. Umpan
Balik / Feedback (Lanjutan dari tindakan yang diambil komunikan yang
berpengaruh pada komunikator).
3. Noise
/ Gangguan (Adalah faktor-faktor fisik ataupun psikologis yang dapat mengganggu
atau menghambat kelancaran proses komunikasi. Contoh faktor fisik :
suara gaduh, gema suara atau segala sesuatu yang mengganggu konsentrasi
dan contoh faktor psikologis : marah, sedih, dan grogi).
A.3. Bentuk-bentuk / Tingkatan Proses Komunikasi
1. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi
Intrapibadi, secara harfiah dapat diartikan sebagai komunikasi dengan diri
sendiri. Hal ini menyangkut proses disaat diri (self) menerima stimuli dari
lingkungan untuk kemudian melakukan proses internalisasi. Hal ini sering dijelaskan
dengan proses ketika seseorang melakukan proses persepsi, yaitu proses ketika
seseorang mengintrepretasikan dan memberikan makna pada stimuli atau objek yang
diterima panca inderanya. Ada beberapa cara untuk berkomunikasi secara
intrapersonal. Di antaranya adalah dengan bermeditasi. Sebagai makhluk
rohani, manusia dianugerahi kesadaran pribadi. Dengan kemampuan itu kita dapat
mengenal diri kita sendiri dan berefleksi tentang diri kita. Kita dapat membuat
diri menjadi objek yang dapat kita lihat, pandang dan pikirkan atau renungkan.
Selain
meditasi, cara untuk berkomunikasi secara intrapersonal adalah dengan mendengarkan
hati nurani. Langkah-langkah komunikasi intrapersonal dengan hati nurani
retrospektif itu berjalan sebagai berikut: Langkah I: bersyukur, langkah II:
mohon penerangan, langkah III: meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani
kita, langkah IV: membicarakan dan menarik kesimpulan, dan langkah V: adalah
dengan bersikap dan mengambil langkah.
Selain
dua cara di atas, yaitu dengan mendayagunakan kehendak bebas, mendayagunakan
daya imajinasi kreatif dan mendayagunakan buku harian. Cara terakhir adalah
salah satu cara yang sangat efektif untuk berkomunikasi dengan diri sendiri.
Yaitu dengan menulis catatan harian. Karena buku harian (diary) adalah
catatan perasaan, pemikiran dan pengalaman pribadi.
2. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi
interpersonal menunjuk kepada komunikasi dengan orang lain (komunikasi antar
pribadi). Secara umum komunikasi antar pribadi dapat diartikan sebagai
proses pertukaran makna orang-orang yang saling
berkomunikasi. Pertama,komunikasi interpersonal dimulai dengan diri
pribadi (self). Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pengamatan dan
pemahaman berangkat dari diri sendiri. Kedua,bersifat transaksional, hal ini
mengacu pada tindakan pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak mengirim
dan menerima pesan. Ketiga,, mencangkup isi pesan dan hubungan yang
bersifat pribadi (intimacy). Maksudnya, tidak hanya sekedar berkenaan dengan
isi pesan, tapi juga menyangkut siapa partner kita dalam berkomunikasi. Keempat, mensyaratkan
adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Kelima, partisipan
dalam komunikasi antar pribadi terlibat secara interdependent atau saling
bergantung satu dengan lainnya. Keenam, komunikasi tidak dapat diubah
atau diulang, jika kita sudah salah mengucapkan sesuatu kepada lawan bicara
kita, mungkin kita bisa minta maaf, tetapi tidak berarti menghapus apa yang
pernah kita ucapkan.
3. Komunikasi Kelompok
Komunikasi
kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu
kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya
(Anwar Arifin, 1984). Secara umum komunikasi kelompok dapat diartikan
sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh
maksud dan tujuan yang dikehendaki.
Seperti
berbagi informasi, pemeliharaan diri (self maintenance) atau pemecahan masalah,
sehingga menumbuhkan karakteristik pribadi masing-masing anggotanya. Pertama,
Tatap muka, mengandung makna bahwa dalam komunikasi kelompok setiap anggotanya
harus dapat melihat dan mendengarkan anggota lainnya.Kedua, Jumlah
partisipan dalam komunikasi kelompok berkisar tiga orang atau lebih. Ketiga, Maksud
dan tujuan dari komunikasi kelompok adalah untuk berbagi informasi, dan
pemeliharaan diri (self maintenance). Jika tujuan komunikasi kelompok adalah
berbagi informasi, maka komunikasi yang dilakukan adalah dimaksudkan untuk
menanamkan pengetahuan. Jika tujuannya untuk pemeliharaan diri biasanya
komunikasinya ditujukan sebagai pemuasan kebutuhan pribadi
anggota-anggotanya. Keempat, Kemampuan anggota untuk menumbuhkan
karakteristik personal anggota lainnya. Maksudnya adalah secara tidak langsung
masing-masing anggota berhubungan tidak saja dalam konteks kelompok, tetapi
juga melibatkan sentuhan antar pribadi.
4.Komunikasi Organisasi
Komunikasi
organisasi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai komunikasi antar
manusia (human communication) yang terjadi dalam konteks organisasi. Dari
pengertian tersebut, maka kita dapat memahami bahwasannya komunikasi organisasi
adalah proses komunikasi yang berlangsung secara formal maupun non formal dalam
sebuah system yang disebut organisasi.. Komunikasi formal adalah
komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi
kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi,
produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.
Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun
komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial.
Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara
individual.
Ada
beberapa fungsi komunikasi dalam orgnisasi, sebagaimana Sendjaja (1994)
menyatakan bahwa fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai
berikut:
Fungsi
informatif , organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem
pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi
berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat
waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat
melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran
manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi
ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan
karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di
samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan
kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
Fungsi
regulatif, fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap
fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam
tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan
semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya
perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan
dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya,
bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak
boleh untuk dilaksanakan.
Fungsi
persuasif, dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan
kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi
bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara
sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding
kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
Fungsi
integratif, setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran
yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.
Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran
komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut
(buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. b. Saluran
komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa
istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata.
Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang
lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
5. Komunikasi Massa
Komunikasi
massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan media elektronik).
Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang dapat menyebarkan pesan
secara serempak dan cepat kepada para audience yang luas dan heterogen.
Komunikasi
massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed (menjadi
perantara) ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara
langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima (audiens) melalui
saluran-saluran media massa, seperti:surat kabar, majalah, radio, tv, film, dll
Jadi,
pernyataan di atas dapat kita simpulkan bahwasanya komunikasi yang baik
sangatlah penting dan diperlukan. Apalagi dalam kehidupan organisasi maupun
dalam lembaga pendidikan. Karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa
berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah
wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka
untuk membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah
membicarakan komunikasi secara lebih terperinci. Dalam suatu lembaga pendidikan
komunikasi dilakukan untuk menyampaikan berita, perintah dari atasan, pemberitahuan
kebijaksanaan lembaga, ataupun untuk menanggapi masalah bawahan atau keluhan
bawahan. Dengan demikian, keluhan, masalah maupun informasi yang diperlukan
antar karyawan atau guru maupun antar atasan-bawahan bisa dilakukan atau
diselesaikan dengan baik.
B. Koordinasi
B.1. Pengertian Koordinasi
James
A.F stoner dan Charles wankel dalam buku management, edisi
ketiga,1986“Coordination is the process of integrating the objectives and
activites of the separate units (department or functional areas ) of an
organization in order to achieve organizational goals efficiently”. Koordinasi
adalah proses menyatupadukan tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan dari unit-unit
(bagian-bagian atau bidang-bidang fungsional ) suatu organisasi yang terpisah
untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi secara efisien.
Dalam
arti kata lain, koordinasi adalah penyelarasan secara teratur atau penyusunan
kembali kegiatan-kegiatan yang saling bergantung dari individu-individu untuk
mencapai tujuan bersama. Misalnya dalam sebuah lembaga pendidikan,
kegiatan-kegiatan para pejabat struktural dan fungsional/birokrasi, dosen
pengajar, dosen pelatihan, bagian teknis lapangan dan para karyawan harus
diselaraskan dengan tepat untuk mencapai hasil yang diharapkan yaitu
terciptanya proses pendidikan yang berkualitas bagi para mahasiswa selaku
peserta didik.
Kemudian
perlu kita ketahui bahwasanya ada beberapa ruang lingkup koordinasi yang dapat
ditinjau dari sudut bidang-bidangnya (George R.Terry dalam bukunya Principles
of Management (1964) ), yakni :
1. Koordinasi
dalam individu
Dari
sudut pandangan manajemen, koordinasi jenis ini merupakan koordinasi yang
paling tidak penting, tetapi kemampuan seorang individu untuk mengerjakan suatu
pekerjaan tertentu dengan baik akan bergantung pada suksesnya ia
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatannya sendiri. Koordinasi individu adalah
sangat penting untuk melaksanakan pekerjaan, seperti tukang bubut, tukang las,
pengetik, tukang jahit dan sebagainya.
2. Koordinasi
antara individu-individu dari suatu kelompok
Koordinasi
antara individu-individu dari suatu kelompok contoh yang paling jelas
mengenai koordinasi ini adalah suatu tim atau kesebelasan sepak bola. Tanpa
koordinasi sulit bagi kesebelasan tersebut untuk memenangkan pertandingan.
Begitu juga dalam organisasi tanpa koordinasi sulit untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan bersama.
3. Koordinasi
antara kelompok-kelompok dalam suatu perusahaan
Koordinasi
antara kelompok-kelompok dalam suatu perusahaan sebagai contoh adalah
kegiatan bagian pegawai dalam mencari calon pegawai dan melatih pegawai-pegawai
baru untuk bagian produksi dan bagian penjualan. Agar pelatihan dapat sukses
maka manajemen kepegawaian harus menentukan dan mengetahui sumber kebutuhan
pegawai yang tepat dari bagian produksi dan bagian penjualan dalam hubungannya,
yakni dalam hal-hal seperti jumlah, kecakapan yang diperlukan, latar belakang
calon yang dikehendaki, dan waktu pelatihan, agar mereka siap untuk bekerja.
Calon-calon manakah yang dicari dan jenis serta jumlah pelatihan yang diberikan
kepada mereka harus sewaktu-waktu disesuaikan dengan apa yang diperlukan oleh
bagian masing-masing dimana calon-calon akan ditempatkan.
4. Koordinasi
antara perusahaan-perusahaan dan macam-macam peristiwa dunia.
Koordinasi
antara perusahaan-perusahaan dan macam-macam peristiwa dunia kegiatan
perusahaan secara keseluruhan harus sesuai dengan berbagai kekuatan di luar
perusahaan. Hal ini meliputi perusahaan lain, tindakan peraturan pemerintah,
dan kedudukan perekonomian nasional dan perekonomian dunia. Tidak ada
perusahaan yang dapat berdiri sendiri, perusahaan itu mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan dari luar. misalnya seorang pemilik pabrik
baja harus mengkoordinasikan kegiatannya dengan ekonomi nasional dan tidak
mengesampingkan tindakan hukum pemerintah dalam daerah di tempat mana
perusahaan itu didirikan.
B.2. Hubungan Koordinasi
dengan fungsi-fungsi administrasi
Hubungan koordinasi dengan
fungsi-fungsi administrasi yaitu:
(1) dalam Perencanaan,
perencanaan akan mempengaruhi koordinasi, maksudnya semakin baik dan terincinya
rencana maka akan semakin mudah melakukan koordinasi. Jika perencanaan disusun
dengan baik dan hubungan rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek
terintegrasi dengan baik serta harmonis maka penerapan koordinasi akan lebih
mudah.
(2)
dalam Pengorganisasian, pengorganisasian berhalangan dengan koordinasi.
Jika organisasi baik maka pelaksanaan koordinasi akan lebih mudah.
(3) dalam Pengarahan,
pengarahan mempengaruhi koordinasi, artinya dengan menggunakan bermacam-macam
variasi dalam intensitas directing force akan membantu menciptakan koordinasi.
Penempatan karyawan membantu koordinasi. Jika setiap pejabat sudah ditempatkan
sesuai dengan keahliannya maka koordinasi akan lebih mudah.
(4) dalam Pengendalian,
pengendalian berhubungan langsung dengan koordinasi. Penilaian yang terus
menerus atas kemajuan perusahaan akan membantu menyelaraskan usaha-usaha
sehingga tujuan yang ditentukan semula dihasilkan, diperoleh dan tercapai
dengan baik. Dengan demikian, tindakan-tindakan perbaikan yang terjadi, karena
control membantu dalam mendapatkan koordinasi yang dibutuhkan.
B.3. Manfaat koordinasi
dalam suatu lembaga.
Koordinasi
sangat diperlukan dalam suatu lembaga, terutama untuk menyatukan kesamaan
pandangan antara berbagai pihak yang berkepentingan dengan kegiatan dan
tujuan organisasi. Koordinasi diperlukan untuk menghubungkan bagian
yang satu dengan bagian yang lain sehingga tercipta suatu kegiatan yang terpadu
mengarah pada tujuan umum lembaga sebagaimana jari-jari kerangka payung.
Tanpa
koordinasi, spesialisasi dan pembagian kerja yang dilakukan pada setiap usaha
kerja sama akan sia-sia karena setiap bagian cenderung hanya memikirkan
pekerjaan atau tugas masing-masing dan melupakan tujuan lembaga secara
keseluruhan.
Melalui
koordinasi setiap bagian yang menjalankan fungsi dengan spesialisasi tertentu
dapat disatupadukan dan dihubungkan satu sama lain sehingga dapat menjalankan
peranannya secara selaras dalam mewujudkan tujuan bersama. Koordinasi
sangat penting meningkatkan efesiensi dan efektifitas pencapaian tujuan
lembaga.
Dengan
demikian, manfaat koordinasi dalam administrasi dalam suatu lembaga dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Menghilangkan dan
menghindarkan perasaan terpisah satu sama lain antara atasan dan bawahan.
b. Menghindarkan perasaan
atau pendapat bahwa dirinya atau jabatannya merupakan yang paling penting.
c. Mengurangi dan
menghindakan kemungkinan timbulnya pertentangan antar pejabat dan pelaksana.
d. Menghindarkan timbulnya
rebutan fasilitas.
e. Menghindarkan
terjadinya peristiwa menunggu yang memakan waktu lama.
f. Menghindarkan
kemungkinan terjadinya kesamaan pekerjaan sesuatu kegiatan.
g. Menghindarkan
kemungkinan terjadinya kekosongan pekerjaan sesuatu program atau kekosongan
pengerjaan tugas oleh para manajer atau kepala bagian.
h. Menumbuhkan kesadaran
tugas oleh para manajer untuk saling memberikan bantuan satu sama
lain terutama bagi mereka yang berada dalam wilayah yang sama.
i. Menumbuhkan
kesadaran para manajer untuk saling memberitahu masalah yang dihadapi
bersama dan bekerjasama dalam memecahkannya.
j. Memberikan jaminan
tentang kesatuan langkah di antara para atasan atau bawahan.
k. Menjamin adanya
kesatuan langkah dan tindakan diantara manajer.
l. Menjamin
kesatuan sikap diantara manajer.
m. Menjamin kesatuan
kebijaksanaan di antara manajer dalam wilayah tertentu.
B.4. Karakteristik
Koordinasi
Handayaningrat (1992)
mengemukakan karakteristik koordinasi sebagai berikut :
a. Tanggung Jawab
koordinasi terletak pada pimpinan. Oleh karena itu, koordinasi menjadi wewenang dan tanggung
jawab pimpinan, sehingga dapat dikatakan bahwa pimpinan bisa berhasil jika
melakukan koordinasi.
b. Koordinasi adalah
kerja sama. Hal
ini disebabkan kerja sama merupakan syarat mutlak terselenggaranya koordinasi.
c. Koordinasi merupakan
proses yang terus menerus (continue process). Dan berkesinambungan dalam
rangka mewujudkan tujuan lembaga
d. Pengaturan usaha
kelompok secara teratur. Hal ini disebabkan koordinasi adalah konsep yang
diterapkan di dalam kelompok, bukan usaha individu melainkan sejumlah individu
yang berkerjasama di dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
e. Kesatuan tindakan
merupakan inti koordinasi. Pimpinan merupakan pengatur usaha-usaha dan
tindakan-tindakan setiap individu sehingga diperoleh keserasian dalam mencapai
hasil bersama.
f. Tujuan Koordinasi adalah tujuan
bersama (common purpose) Kesatuan usaha yang meminta kesadaran
semua pihak untuk berpartisipasi secara aktif melaksanakan tujuan bersama
sebagai kelompok tempat mereka bekerja.
Karakteristik
koordinasi sebagaimana diuraikan di atas, menunjukkan bahwa
keselarasan tindakan perlu selalu diupayakan untuk mencapai tujuan bersama, dan
koordinasi yang memadai tidak datang begitu saja, tetapi perlu dikoordinasikan,
dibina, dijaga, serta dikembangkan secara terus menerus dan berkesinambungan.
Adapun prinsip-prinsip
organisasi yang harus di ketahui yaitu :
a. Koordinasi harus
dimulai dari tahap perencanaan awal.
b. Hal pertama yang harus
diperhatikan dalam koordinasi adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi
kepentingan bersama.
c. Koordinasi merupakan
proses terus menerus dan berkesinambungan.
d. Koordinasi merupakan
pertemuan-pertemuan bersama untuk mencapai tujuan.
e. Perbedaan pendapat
harus diakui sebagai pengayaan dan harus dikemukakan secara terbuka dan
diselidiki dalam kaitannya dengan situasi secara keseluruhan.
Koordinasi akan
berlangsung secara efektif apabila dilaksanakan secara terus menerus dan
berkesinambungan dari tahap awal sampai akhir pekerjaan; mengupayakan hubungan
dan pertemuan pertemuan diantara berbagai pihak yang terkait, serta mengembangkan
keterbukaan sehingga jika terdapat perbedaan pandangan dapat didiskusikan dan
dipecahkan bersama.
Yang tak kalah penting
untuk di pahami adalah Syarat- syarat koordinasi, yaitu :
1. Sense of Cooperation, perasaan untuk saling bekerja sama,
dilihat per-bagian.
2. Rivalry, dalam perusahaan besar, sering diadakan persaingan
antar bagian, agar saling berlomba untuk kemajuan.
3. Team Spirit, satu sama
lain per bagian harus saling menghargai.
4. Esprit de Corps,
bagian yang saling menghargai akan makin bersemangat.
Di
samping itu, manfaat koordinasi dalam lembaga pendidikan antara
lain dapat mencegah pertengkaran antara sub bagian, karena berebut
kekuasaan atau wewenang, dapat menghindari saling lempar kewajiban dan tanggung
jawab dalam pelaksanaan tugas, dapat mencegah terjadinya kesimpangsiuran, dapat
mengembangkan prakarsa dan daya inprovisasi para petugas.
Dalam rangka koordinasi, mereka, mau tidak
mau, harus mendapatkan cara dan jalan yang cocok bagi pelaksanaan tugas secara
menyeluruh dan mencapai keseimbangan serta keserasian
Akhirnya, dapat dikemukakan bahwa
manfaat utama koordinasi dalam lembaga pendidikan adalah untuk menumbuhkan
sikap egaliter, serta meningkatkan rasa kesatuan dan persatuan
diantara atasan dan bawahan dengan tetap menghargai kewajiban dan
wewenang masing-masing. Dengan demikian, setiap atasan dan bawahan,
tidak terjebak oleh kepentingan masing-masing bagian yang sempit sehingga
dapat menjalankan perannya secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
secara menyeluruh.
BAB III
KESIMPULAN
Dalam
sebuah organisasi atau lembaga pastilah ada sebuah ketua dan staff sebagai
jajarannya. Ini merupakan satu kesatuan struktur untuk mencapai tujuan
organisasi. Fungsi dalam organisasi atau lembaga akan bisa berjalan dengan baik
dan lancar dengan adanya komunikasi dan koordinasi baik dari atas kebawahan
maupun sesama bidang dan staff. Akan terjadi keheningan jikalau satu sama lain
anggota tidak saling berkomunikasi dan koordinasi, bahkan bisa menjadi
kesalahpahaman atau terjadinya konflik.
Komunikasi
merupakan media antar individu untuk saling memberikan informasi baik bisa
disampaikan secara lisan maupun media lainnya. Komunikasi begitu sangat
penting, karena dalam pelaksanaan suatu organisasi adanya komunikasi membantu
dalam memahami apa yang dimaksud dari orang yang menyampaikan. Komunikasi ini
juga tidak terlepas dari koordinasi. Komunikasi dan koordinasi menjadi satu
kesatuan kerja dalam menjalankan program kerja. Sedangkan koordinasi merupakan
hubungan manusia dalam menjalankan tugasnya.
Semua
program kerja dapat terselesaikan dengan adanya komunikasi dan koordinasi, maka
perlu bantuan orang lain.Kalau yang bekerja hanya sendirian tanpa meminta
bantuan takkan ada yang mampu melaksanakannya.Satu tusuk lidi saja tidak mampu
membersihkan tapi dengan kumpulan banyak lidi mampu membersihkan kotoran yang
ada. Itulah organisasi atau lembaga yang baik satu sama lain saling
berkomunikasi dan koordinasi dalam bekerja.
Komunikasi
ini media untuk saling mengingatkan satu sama lain, apalagi dalam mengingatkan
kebaikan. Hubungan interpersonal akan menjadi dekat dan baik jika jalinan
komunikasi ini berjalan dengan lancar. Jika kita membayangkan seorang pemimpin
tidak mau berkomunikasikan kepada staffnya, akan terjadi rasa diacuh atau tidak
dipedulikan. Ini berakibat lama-lama akan meretakkan organisasi. Mungkin
organisasi bisa berjalan dengan hanya seorang pemimpin yang melaksanakan
sendirian tapi tanpa disadari hanya membuat fungsi organisasi rusak. Hal
terburuk yang mungkin tercapai akan berguguran satu demi satu pengurus dan
meninggalkan organisasi.
Dalam
sebuah organisasi tidak hanya membutuhkan orang yang pandai bicara, bisa
dipercaya dan yang aktif tapi butuh orang yang mampu menggerakan kapal
organisasi menuju tempat tujuan dengan bekerjasama bersama staff-staffnya.
Bahkan jika kapal itu mengalami kebocoran disana-sini, pasti takkan mampu
seorang diri untuk menyelesaikan. Staff yang ada akan memberikan kemampuannya
untuk melengkapi kekurangan pemimpin yang baik. Maka dari itu perlu ada
kerjasama supaya keberhasilan dapat tercapai.
Koordinasi,
merupakan suatu usaha yang penting dilakukan dalam meningkatkan efektivitas,
efesiensi dan produktifitas kerja untuk mewujudkan tujuan secara optimal. Tanpa
koordinasi yang baik dalam Lembaga akan sulit untuk dapat tercapainya
keteraturan kegiatan dengan tertib dalam upaya untuk meraih tujuan yang hendak
dicapai oleh Lembaga tersebut. Dengan koordinasi unit- unit yang terpisah
dalam lembaga diupayakan untuk saling berhubungan dengan unit- unit lainnya
sehingga unit- unit yang terpisah tadi saling mempengaruhi unit- unit yang lain
dan membentuk satu kesatuan yang terintegrasi dan harmonis menghantarkan
pencapaian tujuan lembaga.
Kesatuan
tindakan dengan proses yang kontinyu dan berkesinambungan merupakan efektifitas
dari koordinasi dalam memfungsikan tiap unit– unit lembaga guna mewujudkan
tujuan yang telah diketahui. Manfaat terbesar yang diperoleh dalam
koordinasi yaitu meningkatkan rasa kesatuan dan persatuan antara yang mengkoordinasi
dengan yang dikoordinasi dengan tetap menghargai tugas dan kewajiban serta
wewenang masing- masing.
Tanggung
jawab koordinasi terletak pada pimpinan oleh sebab itu diperlukan pimpinan
yang cukup berwibawa untuk dapat memfungsikan tiap unit lembaga atau orang-
orang dalam lembaga. Sebaliknya unit- unit atau orang- orang dalam lembaga
yang dikoordinasikan, terlebih dahulu sudah mengerti tugas dan kewajibannya
sehingga akan tercipta sikap saling menghargai dan saling bekerja sama satu sama
lain demi kepentingan bersama/ lembaga. Sikap penuh keterbukaan hendaknya
dibudayakan agar setiap perbedaan pandangan atau pendapat dapat didiskusikan
dan dipecahkan bersama upaya menghindari terhambatnya tujuan yang telah
direncanakan.
DAFTAR
PUSTAKA
Kasan,Tholib. 2004. Teori dan
Aplikasi Administrasi Pendidikan. Jakarta : Studia Press.
Mulyasa . 2011. Manajemen
Berbasis Sekolah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Muhammad Abdul.1995. Pengantar Manajemen Umum. Jakarta: karya press.
Nawawi Hadari. 1989. Administrasi
Pendidikan. Jakarta : CV. Haji Masagung.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/bab-v-unsur-unsur-komunikasi.
Sasa Djuarsa Sendjaja. 2001. Pengantar Ilmu Komunikasi.
Jakarta : Bumi aksara.
Komunikasi
dan Koordinasi yang Baik
Dalam
Lembaga
Pendidikan
disusun
oleh :
Imam
Satria (34.11.4.142)
PBI:
V Semester IV
Dosen
Pembimbing :
Muhidin
Institut
Agama Islam Negeri
Pendidikan
Agama Islam
Fakultas
Tarbiyah
Tahun
: 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar