Jumat, 19 Desember 2014

Dick Whittington

his story was first recorded in 1605.It rapidly became a favourite, and was included in several other collections, including the fairytale collections of Joseph.Jacobs.Richard Whittington was a real person, the son of a knight and himself a rich merchant in London. He served three terms as Lord mayor of London: 1397-99, 1406-07, and 1419-20.He died in 1423.
Kisah ini terekam pertama kali pada tahun 1605. Dengan cepat menjadi yang disukai, termasuk pada beberapa koleksi. Richard Whittingtonbenar-benar ada, anak seorang satria dan seorang pedagang kaya di London. Dia tiga kali mengabdi sebagai Walikota London pada tahun 1397-99, 1406-07 dan 1419-20Dia meninggal pada tahun 1419-20
Long, long time ago there lived a poor boy called Dick Whittington.
Dahulu kala hiduplah seorang anak lelaki miskin bernama Dick Whittington.
He had no mother and no father, and often nothing to eat.
Dia tidak mempunyai ayah dan ibu, dan sering sekali dia tidak bisa makan.
One day he heard of the great city of London, where, said everyone, even the streets were paved with gold.
Satu hari dia mendengar tentang Kota London yang megah,  kata orang-orang, bahkan jalanannya diaspal dengan emas.
Dick decided to go to London to seek his fortune.
Dick memutuskan untuk pergi ke London untuk mencari rezeki/mengadu nasib.
London was a big and busy city, full of people both rich and poor.
London adalah kota yang besar dan sibuk,  penuh dengan orang-orang kaya dan orang-orang miskin.
But Dick could not find any streets that were paved with gold.
Namun Dick tidak dapat menemukan jalanan yang diaspal dengan emas itu.
Tired, cold and hungry he fell asleep on the steps of a great house.
Lelah, dingin dan lapar, ia pun tertidur di tangga sebuah rumah yg besar.
This house belonged to Mr  Fitzwarren, a rich merchant, who was also a good and generous man.
Rumah itu milik Mr Fitzwarrne, seorang pedagang kaya, yang seorang yang baik dan dermawan.
He took Dick into his house, and gave him work as a scullery boy.
Dia membawa Dick ke dalam rumahnya, dan memberikannya pekerjaan sebagai @scullery boy.
Dick had a little room of his own where he could have been very happy if it had not been for the rats.
Dick memilili kamar kecil sendiri dimana dia sangan senang  @he could have been very happy if it had not been for the rats.
They would run all over him as he lay on his bed at night and would not let him sleep.
Tikus-tikus berlarian saat dia merebahkan diri di tempat tidurnya pada malam hari dan membuat dia tidak bisa tidur.
One day Dick earned a penny shining shoes for a gentleman, and with it he bought a cat.
Satu hari Dick mendapatkan bayaran satu sen dolar dari @gentlemen, dan dengan itu ia membeli seeokor kucing.
After that Dick’s life became easier – the cat frightened away all the rats, and Dick could sleep in peace at night.
Setelah itu kehidupan Dick jadi lebih ringan – kucing itu menakutkan para tikus, dan Dick bisa tidur dengan tenang setiap malam.
One day Mr  Fitzwarren called all the servants of the house together.
Sat hari Mr Fitzwarren memanggil semua pembantu rumahnya.
One of his ships was leaving for a far-off land with goods to trade.
Satu kapalnya telah pergi ke tanah yang jauh dengan barang-barang yang akan diperdagangkan.
Mr  Fitzwarren asked his servants to send something of their own in the ship if they so desired, something which could perhaps be traded for a bit of gold or money.
Mr Fitzwarren meminta pada para pembantunya untuk mengirimkan sesuatu dari yang mereka miliki ke dalam kapal , @yang mereka inginkan , sesuatu yang mungkin bisa ditukar dengan sedikit uang atau emas.
Dick had only his cat to send – which he did with a sad heart.
Dick hanya memiliki seekor kucing untuk di kirim – Yang dikirimnya juga dengan hati yang sedih.
Dick continued to work as a scullery boy for Mr  Fitzwarren, who was very kind to him.
Dick terus bekerja sebagai @scullery boy pda Mr Fitzwarren, yang sangat baik padanya.
So was everyone else except the Cook who made Dick’s life so miserable that one day Dick decided to run away.
@So was everyone else kecuali si koki yang membuat hidup Dick sangat sengsara hingga satu hari Dick memutuskan untuk pergi.
He had reached almost the end of the city when he heard the Bow Bells ring out.
Dia pun hampir mencapai ujung kota kitka dia mendengan Bow Bell berbunyi.
‘Turn again Whittington, thrice Lord Mayor of London’ chimed the bells.
Kembali lagi Whillington, Tiga kali Walikota  London’ , bunyi lonceng.
Dick was astonished – but he did as the bells said and went back to Mr  Fitzwarren.
Dick  heran – namun dia ikuti seperti yang dikatakan oleh lonceng dan kembali lagi ke Mr. Fitzwarren.
When he returned he found that Mr  Fitzwarren’s ship had returned, and that his cat had been sold for a great fortune to the King of Barbary whose palace had been overrun with mice.
Saat dia kembali dia mendapati kapal Mr Fitzwarren sudah kembali dan kucingnya sudah terjual dengan keberuntungan pada raja Barbary yg mana istananya dipenuhi dengan tikus.
Dick had become a rich man.
Dick pun menjadi orang kaya.
He soon learnt the business from Mr  Fitzwarren, married his daughter Alice, and in time became the Lord Mayor of London three times, just as the bells had said.
Dia dengan cepat belajar berbisnis dari Mr Fitzwarren, menikahi anak perempuannya Alice, dan pd waktu nanti menjadi Walikota London tiga periode, seperti yang di katakan oleh lonceng itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar